Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dua Pakar Epidemiologi Ingatkan Ancaman Gelombang Kedua Wabah Covid-19 di Jakarta

Dua pakar epidemiologi dari UI mengingatkan ancaman wanah Covid-19 gelombang kedua di Jakarta dan sekitarnya usai Lebaran.
Petugas medis mengenakan alat pelindung diri mendorong ranjang beroda tempat pasien berstatus dalam pengawasan corona menuju ruang isolasi RSUD dr. Iskak di Tulungagung, Jawa Timur, pada Jumat (13/3/2020)./Antara
Petugas medis mengenakan alat pelindung diri mendorong ranjang beroda tempat pasien berstatus dalam pengawasan corona menuju ruang isolasi RSUD dr. Iskak di Tulungagung, Jawa Timur, pada Jumat (13/3/2020)./Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Pakar epidemiologi Universitas Indonesia, Pandu Riono, meminta pemerintah waspada terhadap kemungkinan gelombang kedua Covid-19 di DKI Jakarta dan sekitarnya.

Dia mengatakan lonjakan jumlah kasus positif Covid-19 di DKI Jakarta bisa kembali terjadi dalam arus balik mudik 2020.

“Gelombang kedua itu bisa terjadi ketika ada arus balik,” kata dia saat dihubungi, Selasa (5/5/2020), dikutip dari Tempo.

Pemerintah memang sudah resmi melarang masyarakat untuk mudik, tetapi sudah ada ratusan ribu orang yang terlanjur pulang kampung sebelum larangan itu diberlakukan.

Oleh Karena itu, kemungkinan arus balik dari kampung halaman ke wilayah DKI Jakarta masih mungkin terjadi.

Pandu meminta pemerintah perlu memberlakukan larangan orang masuk ke DKI Jakarta untuk mencegah gelombang kedua penyebaran Covid-19 di Ibu Kota.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebelumnya sudah mewanti-wanti akan menerbitkan aturan yang melarang warga untuk kembali ke DKI Jakarta.

“Itu untuk mencegah gelombang kedua, kalau benar angka positif Covid-19 di DKI turun terus,” kata dia.

Di lain sisi, Pandu sebenarnya sangsi dengan klaim Kepala Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Doni Monardo perihal perlambatan pertambahan kasus positif di DKI Jakarta.

Doni menyebut perlambatan itu disebabkan oleh kesuksesan Pembatasan Sosial Berskala Besar yang diterapkan sejak 10 April 2020.

“Masih terlalu dini untuk bilang landai,” kata dia.

Penambahan Kasus Semu

Kepala Departemen Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Indonesia (UI) Tri Yunis Miko Wahyono menjelaskan bahwa tren positif Covid-19 di Jakarta secara kualitatif, penambahan kasus positif Covid-19 memang menunjukkan perlambatan selama 11 hari pertama pelaksanaan PSBB Jilid II di Jakarta walaupun masih berada di atas 1.000.

Mulai 24 April--4 Mei 2020, jumlah penambahan kasus positif Covid-19 per harinya berturut-turut 85, 85, 114, 70, 133, 90, 82, 142, 80, 67, dan 79, atau memiliki total penambahan kasus sejumlah 1.027 orang.

Data ini menunjukkan tren penurunan dibandingkan 11 hari pertama PSBB Jilid I yang dimulai pada 10 April 2020, yakni berturut-turut 47, 196, 96, 160, 130, 139, 196, 154, 109, 108, dan 79 atau dengan jumlah total penambahan 1.414 kasus.

Dengan kata lain, PSBB Jilid I yang diteruskan ke PSBB Jilid II terbilang efektif menekan sekitar 300-an kasus baru.

Namun demikian, menurut Miko, masih ada beberapa batu loncatan yang harus dilalui Jakarta untuk membuktikan bahwa perlambatan ini bukan hanya sementara.

Menurut Miko, ada dua kemungkinan penambahan kasus positif Covid-19 di Indonesia masih 'segitu-segitu' saja.  Kemungkinan pertama, terkait kapasitas tes.

Uji virus corona berbasis metode PCR harus terus berkembang. Harapannya, angka penambahan semakin nyata, sehingga angka underdiagnosed per hari bisa ditekan.

"Penambahan kasus harian kita bisa dibilang masih semu, karena angka yang dites dibandingkan ODP dan PDP masih belum memadai. Kalau kapasitas tes semakin cepat dan masif, penambahan kasus per hari mungkin nanti tampak banyak, tapi justru real. Kapan waktu puncak pandemi jadi bisa diprediksi," jelasnya.

Kemungkinan kedua, Jakarta memasuki momen Lebaran, jumlah ODP dan PDP berpotensi meningkat akibat arus balik mudik.

"Ada skenario mencapai puncak pandemi dan mulai turun pada Juni-Juli. Potensi meningkat pesat saat Lebaran. Jadi rasanya harus masih tetap PSBB. Bahkan harus terus diperketat PSBB-nya," ungkap Miko.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Nancy Junita
Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper