Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

4 Fakta Virus Corona di DKI Jakarta

Berikut ini merupakan 4 fakta munculnya wabahNovel Coronavirus itu di Jakarta.
Pengunjung memakai masker saat mengamati karya lukis dan karikatur pada pameran bertajuk Masker di Solo, Jawa Tengah, Minggu (8/3/2020). Pameran tersebut sebagai bentuk ekspresi seniman untuk mengajak masyarakat turut mendoakan dan memberi dukungan bagi pasien yang telah dinyatakan positif terjangkit virus corona serta menghormati hak pribadinya. ANTARA FOTO/Maulana Surya
Pengunjung memakai masker saat mengamati karya lukis dan karikatur pada pameran bertajuk Masker di Solo, Jawa Tengah, Minggu (8/3/2020). Pameran tersebut sebagai bentuk ekspresi seniman untuk mengajak masyarakat turut mendoakan dan memberi dukungan bagi pasien yang telah dinyatakan positif terjangkit virus corona serta menghormati hak pribadinya. ANTARA FOTO/Maulana Surya

Bisnis.com, JAKARTA -Sejak kemunculannya di Wuhan, China, pada September 2019, virus corona alias COVID-19 telah mengkhawatirkan sebagian besar masyarakat di seluruh dunia.

Pasalnya, virus corona yang disebut-sebut berasal dari kelelawar dan berbiak di binatang ular ini daya penularannnya di manusia cepat dan dikenal mematikan.

Selang 6 bulan sejak kemunculan perdananya di Wuhan, virus corona terdeteksi telah sampai ke Jakarta. Jumlah penderita positif virus Corona hingga Rabu (11/3/2020), sudah 34 orang.

Berikut ini merupakan 4 fakta munculnya wabah bernama lengkap Novel Coronavirus itu di Jakarta.

1. Diduga muncul pertama di Gedung BRI II

Dugaan pertama munculnya virus corona di Jakarta, berawal dari Gedung BRI II di Sudirman, Jakarta Pusat. Beredar kabar virus corona menjangkiti salah seorang pegawai Huawei yang berkantor di lantai 19.

Hal itu sempat mengakibatkan kepanikan di antara karyawan yang berkantor di sana.

"Jujur gue sih panik, karena pegawai Huawei itu banyak banget dan sering main ke lantai gue," ujar sumber Tempo yang bekerja di Tower BRI 2, Kamis, 23 Januari 2020.

Kepanikan bertambah saat pihak Huawei membagikan masker kepada para karyawannya. Selain itu pada pukul 13.00, muncul broadcast dari pihak Huawei yang mengimbau para karyawan yang ingin berpergian menggunakan masker.

"Diintruksikan buat yang merasa terkena demam untuk melapor," kata sumber itu.

2. Menteri Kesehatan membantah pernyataan Gubernur DKI Jakarta

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan di Jakarta ada beberapa orang yang dicurigai mengidap corona virus. Pemprov DKI kemudian melakukan pemantauan dan pengawasan kepada mereka.

“Selama satu bulan lebih, di DKI ini ada 115 orang yang ada pemantauan, dan 32 pasien yang dalam pengawasan. Ini semua mengikuti kriteria yang ditetapkan oleh kementerian kesehatan," ujar Anies Baswedan.

Pernyataan Anies juga didahului dengan penerbitan Instruksi Gubernur atau Ingub nomor 16 tahun 2020 pada 25 Februari 2020. Dalam instruksinya, Anies memerintahkan seluruh jajaran untuk mendukung sosialisasi risiko penularan corona di seluruh wilayah Jakarta.

Tak lama setelah itu, pernyataan Anies dibantah oleh Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto. Ia mengatakan sampai 1 Maret 2020, tak ada masyarakat yang positif terkena virus corona.

“Jadi, kurang tepat pernyataan itu. Karena hasil semua PCR sampai detik ini semua negatif. Kalau negatif artinya apa? Memang ndak ada,“ ujar Terawan.

3. Terjadi panic buying

Pada 2 Maret 2020, Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengumumkan 2 orang di Indonesia positif mengidap virus corona. Mereka adalah anak dan ibu yang tinggal di kawasan Depok, Jawa Barat. Keduanya diduga terkena virus corona dari seorang warga negara Jepang yang juga positif.

Usai mengumumkan hal tersebut, masyarakat menjadi panik. Hal ini kemudian memicu panic buying di sejumlah pusat perbelanjaan di Jakarta. Masyarakat yang memborong bahan makanan itu khawatir virus akan berdampak lebih buruk lagi.

Tak berapa lama setelah itu, jumlah penderita corona virus berlipat ganda. Dari yang sebelumnya hanya 2, naik menjadi 19, lalu menjadi 27, dan menjadi 34 orang saat ini.

4. Dua pasien corona sembuh

Angin segar dalam perang melawan virus corona mulai dirasakan pada Senin, 9 Maret 2020. Juru Bicara Pemerintah untuk penanggulangan Covid-19, Achmad Yurianto mengatakan dua pasien positif mengidap virus corona mulai menunjukan kesembuhan.

Mereka adalah pasien 06 dan pasien 14, yang menunjukan hasil negatif dari dua pemeriksaan terakhir yang mereka jalani.

  "Kami sekarang sedang mengedukasi mereka untuk persiapan pulang, dengan melaksanakan self isolated (swaisolasi)," kata Yurianto di Kantor Presiden, di Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Rabu (11/3/2020).

Yurianto mengatakan swaisolasi ini berarti kedua pasien harus mengisolasi diri dari lingkungan dan bahkan keluarganya. Isolasi yang harus dilaksanakan oleh kedua pasien itu mencangkup tetap menggunakan masker, menghindari kontak dekat dengan keluarga, tidak menggunakan alat makan dan minum bersama, dan mengurangi aktivitas di luar rumah, terutama aktivitas bertemu dengan orang lain.

"Ini bukan sesuatu yang mudah karena kita harus menyampaikan betul. Meskipun sudah negatif masih kita harapkan mereka berhati-hati," kata Yurianto terkait kabar bagus pasien covid-19 yang dinyatakan sembuh itu..

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : JIBI
Editor : Nancy Junita
Sumber : Tempo.Co
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper

Terpopuler