Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jejak Mesra Hubungan Dagang Indonesia-Iran

Hubungan diplomatik Indonesia dengan Republik Islam Iran terjalin sejak 1950. Kedua negara bahkan terus memperkuat kerjasama dagang melalui sejumlah kerja sama.

Bisnis.com, JAKARTA — Hubungan diplomatik Republik Indonesia dengan Republik Islam Iran yang terjalin sejak 1950 hingga saat ini, memperluas potensi kedua negara dalam berbagai bidang.

Berdasarkan jejak sejarahnya, masyarakat kedua negara telah menjalin hubungan melalui perdagangan dan penyebaran agama Islam yang dilakukan para cendekiawan serta intelektual Muslim berabad-abad lalu. 

Sejumlah besar kata dalam bahasa Persia yang dapat ditemukan pada bahasa Indonesia, menjadi salah satu bukti sejarah panjang interaksi antarnegara.

Ikatan Indonesia-Iran sebagai sahabat dan mitra strategis semakin erat sejak pertemuan bilateral di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Asia-Afrika 2015, serta KTT Luar Biasa Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) 2016.

Selain itu, hubungan kian terjaga pascapencabutan sanksi ekonomi terhadap Iran berdasarkan Kesepakatan Nuklir Iran atau Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA).

Hubungan yang semakin kuat didasari oleh persamaan posisi dan kedekatan pada berbagai isu regional, internasional, dan dunia Islam.

Menurut mantan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution, ikatan yang didasari persamaan nilai dan budaya mempermudah kerja sama kedua negara di berbagai bidang, seperti ekonomi, pendidikan, riset dan teknologi, kesehatan, dan olahraga.

Hubungan Indonesia dan Iran yang terjalin erat melalui berbagai bidang dapat menjadi pondasi untuk membangun kerja sama yang saling menguntungkan kedua negara.

Tahun lalu, Indonesia melanjutkan sejarah hubungan perdagangan dengan Iran melalui penandatanganan Preferential Trade Agreement (PTA), Selasa (23/4/2023).

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengatakan momentum ini merupakan kali kedua Indonesia melakukan perjanjian dagang dengan Iran, sedangkan menjadi perjanjian pertama bagi Iran dengan negara Asia Tenggara.

“Melalui perjanjian ini, Indonesia dapat meningkatkan ekspor menuju pasar yang lebih luas, khususnya ke negara mitra dagang nontradisional seperti Iran,” ujar Zulkifli, dikutip dari laman Kementerian Perdagangan, Jumat (19/4/2024).

Perumusan PTA dilaksanakan pertama kali dengan melakukan perundingan sejak 25—26 November 2010 di Medan, Sumatera Utara, dan telah mengadakan tujuh putaran perundingan serta 10 pertemuan intersesi.

Selesainya rumusan perjanjian melalui penandatanganan pada 2023 menjadi momentum untuk mempercepat pemulihan ekonomi pascapandemi Covid-19.

Selain itu, isi PTA yang menghapus dan menurunkan tarif bea masuk juga dapat membuka akses Indonesia ke pasar Iran yang lebih luas.

Satu bulan setelah menandatangani PTA, Indonesia juga meneken kesepakatan Iran Trade Promotion Organization (ITPO) pada Selasa (23/5/2023).

Kesepakatan tersebut membuka peluang untuk saling memperkenalkan produk dan layanan, mencakup pertukaran informasi maupun peluang dagang, misi dagang, hingga tenaga ahli atau expert.

Melalui perjanjian promosi dagang, kemampuan kedua negara semakin berkembang untuk mengidentifikasi peluang pasar guna mengembangkan berbagai produk ekspor baru.

“Dengan berkolaborasi dalam promosi perdagangan, Indonesia-Iran dapat saling memperkenalkan produk dan layanan, sehingga dapat meningkatkan peluang bisnis dan volume perdagangan bilateral,” kata Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan Didi Sumedi, dikutip dari Antara, Jumat (19/4/2024).

Hubungan kolaborasi yang baik juga dapat dimanfaatkan untuk mencegah dampak konflik yang terjadi antara Iran dengan Israel terhadap perekonomian Tanah Air.

Meskipun Indonesia kurang memiliki hubungan yang baik dengan Israel, tetapi kolaborasi positif dengan Iran membuat Indonesia dapat menjalin komunikasi terkait konflik Timur Tengah.

Adapun, dalam hubungan dagang untuk memasok komoditas ke Iran, Indonesia mengekspor kacang, asam lemak monokarboksilat, serat kayu, sepeda motor, dan aksesoris kendaraan.

Pada aktivitas impor ke Indonesia, Iran memasok komoditas utama seperti kurma, karbonat, alkaloid nabati, dan anggur.

Sementara itu, total nilai perdagangan Indonesia-Iran pada 2023 tercatat mencapai US$206,9 juta, sementara total ekspor sebesar US$195,1 juta dan impor US$11,7 juta. (Chatarina Ivanka)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Infografik Lainnya

Berita Terkini Lainnya

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper