Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Siasat Bank Danamon (BDMN) Jaga Pertumbuhan Kredit saat BI Rate Naik ke 6,25%

Bank Danamon tetap optimistis dapat mempertahankan tingkat pertumbuhan kredit dobel digit di tengah kenaikan suku bunga acuan atau BI rate ke 6,25%.
Karyawan melayani nasabah di salah satu cabang Bank Danamon di Jakarta, Selasa (22/2/2022). Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Karyawan melayani nasabah di salah satu cabang Bank Danamon di Jakarta, Selasa (22/2/2022). Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Danamon Indonesia Tbk. (BDMN) menjalankan berbagai strategi agar pertumbuhan kredit tetap moncer pada tahun ini, di tengah kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) ke level 6,25%.

Bank Danamon telah mencatatkan kinerja kredit dan trade finance yang tumbuh 18% secara tahunan (year on year/yoy) menjadi Rp179,7 triliun pada kuartal I/2024, didorong oleh pertumbuhan dari seluruh segmen bisnis.

Meski begitu, BI telah menaikan suku bunga acuannya dalam agenda Rapat Dewan Gubernur (RDG) periode 23-24 April 2024. BI rate pun kini menyentuh level 6,25%, naik 25 basis poin (bps) setelah sebelumnya tertahan pada level 6% sejak Oktober 2023.

Direktur Risk Management Bank Danamon Dadi Budiana mengatakan di tengah kondisi perekonomian saat ini dan adanya peningkatan suku bunga acuan oleh BI sebesar 25 bps, Bank Danamon tetap optimistis dapat mempertahankan tingkat pertumbuhan kredit dobel digit sejalan dengan target pertumbuhan industri perbankan.

"Dalam melaksanakan upaya tersebut, kami akan selalu berpegang pada prinsip kehati-hatian melalui penerapan manajemen risiko yang disiplin dan menitikberatkan penyaluran kredit kepada nasabah di sektor yang potensial dan memiliki rekam jejak yang baik," ujarnya kepada Bisnis pada Kamis (2/5/2024).

Bank Danamon pun berkomitmen untuk mempererat hubungan dengan nasabah yang sudah ada dan mengakuisisi nasabah baru melalui ekosistem serta kolaborasi yang kuat dengan Mitsubishi UFJ Financial Group Inc. (MUFG).

Selain itu, Bank Danamon mendukung kebijakan BI perihal perluasan sektor cakupan insentif kebijakan insentif likuiditas makroprudensial (KLM) yang diharapkan dapat mendorong peningkatan kredit pada berbagai sektor yang berpotensi besar dalam memacu pemulihan serta pertumbuhan ekonomi nasional.

Seiring dengan kenaikan suku bunga acuan, BI memang memperkuat KLM untuk mendorong pertumbuhan kredit melalui perluasan cakupan sektor prioritas. Di antara sektor prioritas yang disuntik KLM adalah konstruksi dan real estate produktif. Insentif akan berlaku mulai 1 Juni 2024.

Meski begitu, Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Amin Nurdin mengatakan kenaikan suku bunga acuan BI akan memberi dampak terhadap perlambatan kredit dalam jangka waktu 6 bulan ke depan. 

"Manakala pertumbuhan kredit melemah dan beberapa debitur mengalami kesulitan pembayaran, ini akan memengaruhi NPL [nonperforming loan/kredit bermasalah] bank. Akhirnya akan mempengaruhi kinerja secara umum nantinya," ujar Amin kepada Bisnis pada pekan lalu (25/4/2024).

Adapun, berdasarkan data BI, penyaluran kredit perbankan pada Maret 2024 atau kuartal I/2024 masih tumbuh pesat 12,4% yoy. Pertumbuhan kredit bank pada Maret 2024 itu lebih moncer dibandingkan bulan sebelumnya atau Februari 2024 yang telah tumbuh 11,28% yoy.

Pertumbuhan kredit bank pada awal 2024 juga lebih moncer dibandingkan awal tahun lalu. Tercatat, pertumbuhan kredit perbankan pada Maret 2023 mencapai 9,93% yoy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper