Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Alasan Bank Indonesia Naikkan BI-Rate jadi 6,25%

Bank Indonesia (BI) memastikan kenaikan suku bunga BI-Rate menjadi 6,25% untuk menjaga inflasi dalam kisaran 1,5% hingga 3,5%.
Karyawan melintas di dekat logo Bank Indonesia di Jakarta./Bisnis
Karyawan melintas di dekat logo Bank Indonesia di Jakarta./Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA – Bank Indonesia (BI) menyebutkan langkah menaikkan suku bunga acuan BI Rate menjadi 6,25% guna memastikan inflasi akan terus terjaga di sasaran 1,5% hingga 3,5%. 

Gubernur BI Perry Warjiyo menyampaikan selain untuk memperkuat stabilitas nilai tukar rupiah, kenaikan suku bunga acuan ini sebagai langkah preventif menjaga inflasi di target sasaran tersebut. 

“Bauran kebijakan yang kami putuskan dalam Rapat Dewan Gubernur bahwa BI-Rate naik 25 bps itu.. juga untuk preventif untuk memastikan sasaran inflasi 2,5% plus minus 1%,” ujarnya dalam konferensi pers Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI, Rabu (24/4/2024).

Pasalnya, inflasi untuk komponen harga bergejolak atau volatile food naik mencapai 10,33% (year-on-year/yoy) pada Maret 2024. 

Perry meyakini naiknya inflasi tersebut akibat faktor musiman adanya Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Idulfitri. Selain itu, juga mundurnya masa panen karena dampak El Nino. 

Dengan kondisi yang musiman tersebut, Deputi Gubernur BI Aida S. Budiman meyakini inflasi harga bergejolak tersebut akan menurun. 

“Menurut proyeksi kami, volatile food akan terjaga terutama setelah paruh kedua 2024, ini akan terus mengalami penurunan dengan berbagai kondisi,” tuturnya. 

Sementara itu, Deputi Gubernur BI Doni P. Joewono melihat pada pertengahan April ini sejumlah komoditas penyumbang inflasi mulai mengalami koreksi harga, seperti beras hingga telur ayam. 

Kondisi tersebut terjadi akibat seiring mulai panennya komoditas di sentra-sentra produksi. Terlihat pula dari bertambahnya stok Cadangan Pangan Pemerintah (CPP) yang per 19 April 2024, stok beras bertambah satu juta ton dan cabai 0,79 ton. 

“Tentunya koreksi harga didorong oleh beberapa program yaitu penyaluran SPHP yang mencapai 52,5% dari target, dan bantuan pangan beras yang sampai dengan 19 April 2024 sudah 97,3% dari target,” jelas Doni. 

Di sisi lain, Doni justru mengimbau pemerintah pusat dan daerah untuk mengawasi harga bawang merah dan bawang putih karena sentra-sentra produksi yang mengalami banjir dan terancam gagal panen. 

Terlebih, komoditas bawang putih yang rutin Indonesia impor dari China, mengalami kenaikan harga. 

“Ini yang penting untuk koordinasi dengan pemerintah pusat dan pemda untuk mengantisipasi kenaikan, ini tentunya salah satu caranya dengan realisasi impor,” jelas Doni.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper