Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bos BCA Ungkap Ada Anomali Permintaan Kredit pada Kuartal I/2024

Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengungkapkan adanya anomali permintaan kredit pada kuartal I/2024.
Presiden Direktur BCA Jahja Setiatmadja. /BCA
Presiden Direktur BCA Jahja Setiatmadja. /BCA

Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Direktur Bank Central Asia (BCA) Jahja Setiaatmadja mengungkapkan adanya anomali atau hal yang tidak biasa terjadi pada permintaan kredit pada kuartal I/2024.

Dalam konferensi pers Kinerja Keuangan Kuartal I/2024 pada Senin (22/4/2024), Jahja menyebutkan pertumbuhan kredit selama 3 bulan pertama tahun ini luar biasa, yaitu sebesar 17,1% secara tahunan dan sekitar 4% secara year to date atau dibandingkan dengan Desember 2023. Tercatat nilai penyaluran kredit BCA hingga akhir Maret 2024 senilai Rp835,7 triliun.

Pertumbuhan positif itu berbeda dengan kondisi biasanya, di mana pada kuartal I selalu negatif dibandingkan dengan akhir tahun sebelumnya.

"Secara historical pada kuartal I selalu negatif, pattern-nya begitu. Kecuali saat booming komoditas [permintaan kredit kuartal I] kenceng, tetapi kalau normal circle negatif dan kami tahun ini positif," jelas Jahja.

Jika dirinci, kredit korporasi tumbuh paling tinggi di antara jenis kredit lainnya dengan pertumbuhan sebesar 22,1% YoY dan 5,6% secara QoQ. Diikuti dengan pembiayaan syariah yang tumbuh 20,7% YoY dan 3,4% QoQ.

Kredit konsumer tercatat naik 14,9% YoY dan 1,8% QoQ dan kredit SME atau ke segmen UKM naik 13,5% YoY dan 2,3% QoQ. Sementara, kredit komersial naik 9,3% YoY dan -1,3% secara QoQ.

Jahja menambahkan saat ini rasio pinjaman terhadap simpanan atau loan to deposit ratio (LDR) BCA berada di kisaran 70%-71% meski permintaan kredit kencang.

Terkait dengan prediksi adanya kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral, Jahja menyebut belum tentu BCA akan mengikuti kenaikan baik untuk suku bunga kredit maupun simpanan jika memang ada kenaikan bunga acuan.

Menurutnya, BCA akan senantiasa melihat kebutuhan. "Kalau likuiditas baik, tidak perlu serta merta ikut naik. Suku bunga BI kan benchmark, tidak harus selalu diikuti. Tergantung kondisi bank masing-masing," ujarnya.

Adapun, pada kuartal I/2024 BCA membukukan laba senilai Rp12,9 triliun pada kuartal I/2024 dengan pertumbuhan 11,7% secara tahunan (yoy).

Sebagai informasi, pada kuartal I tahun lalu BCA mencatatkan laba bersih senilai Rp11,53 triliun atau meningkat 43,0% secara tahunan (yoy).

Pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) BCA selama kuartal I/2024 mencapai Rp19,8 triliun, tumbuh 7,1% secara tahunan. Kemudian, pendapatan selain bunga naik 6,8% yoy menjadi Rp6,4 triliun.

Secara total, pendapatan operasional mencapai Rp26,2 triliun atau naik 7% yoy pada kuartal I/2024 dengan rasio cost to income terjaga pada level 32,4%

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Arlina Laras
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper