Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Siasat Bank Mandiri (BMRI) Jaga Kinerja saat Global Gonjang-ganjing

Bank Mandiri (BMRI) memastikan kondisi likuiditas saat ini masih solid kendati adanya fluktuasi nilai tukar, yang disebabkan oleh gejolak ekonomi dan geopolitik
Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Darmawan Junaidi (dari kiri), Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Menteri BUMN Erick Thohir, dan Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo bersiap mengikuti sesi foto bersama saat Mandiri Investment Forum (MIF) 2024 di Jakarta, Selasa (5/3/2024). JIBI/Bisnis/Arief Hermawan P
Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Darmawan Junaidi (dari kiri), Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Menteri BUMN Erick Thohir, dan Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo bersiap mengikuti sesi foto bersama saat Mandiri Investment Forum (MIF) 2024 di Jakarta, Selasa (5/3/2024). JIBI/Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA -- PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) memastikan kondisi likuiditas saat ini masih solid kendati adanya fluktuasi nilai tukar, yang disebabkan oleh gejolak ekonomi dan geopolitik.

Corporate Secretary Bank Mandiri Teuku Ali Usman menilai, dalam mengelola likuiditas pihaknya telah menerapkan strategi optimalisasi pengelolaan aset liabilitas yang dipantau secara prudent dengan tetap menerapkan seluruh aspek dalam manajemen risiko, termasuk di dalamnya risiko pasar maupun likuiditas.

“Kami berkomitmen untuk terus mengoptimalkan pengelolaan aset dan liabilitas agar dapat mengantisipasi gejolak pasar yang terjadi,” ujarnya dalam keterangan resmi yang dikutip Sabtu (20/4/2024)

Hal ini sejalan dengan pernyataan dari Kementerian BUMN agar perusahaan BUMN dapat mengantisipasi gejolak pasar uang akibat perkembangan geopolitik saat ini dengan menjaga secara proposional porsi kredit yang terdampak oleh volatilitas rupiah, suku bunga dan harga minyak

BMRI juga menilai, kondisi fundamental Bank Mandiri berada dalam keadaan sehat dengan tingkat pemodalan yang kuat yang dapat menjadi buffer apabila ada shock terhadap perekonomian dan pasar keuangan. 

Ali menambahkan, penguatan nilai tukar dolar AS terhadap rupiah saat ini memang secara tidak langsung berdampak pada penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) Valas guna mendukung ekspansi bisnis dan kebutuhan likuiditas perseroan. 

Tercatat, sampai dengan Februari 2024 Bank Mandiri telah mencatatkan penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp 1.209 triliun, tumbuh 5,77% secara yoy dengan DPK valas tercatat sebesar  US$17,3 miliar. 

Penghimpunan DPK valas tersebut terutama didorong oleh giro valas yang tumbuh sebesar 4,35% mencapai US$ 12,7 miliar. Sedangkan, posisi loan to deposit ratio (LDR) valas dapat terjaga di bawah level 90%.

Ke depannya, untuk mendorong pertumbuhan DPK Valas, terutama bagi nasabah eksportir, Bank Mandiri menyediakan produk wholesale dan international banking, solusi trade, dan layanan cash management yang komprehensif melalui Kopra by Mandiri maupun Livin’ by Mandiri.

--------------

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Arlina Laras
Editor : Pandu Gumilar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper