Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Dekati Rp16.000, Asing Waswas Pengelolaan Fiskal di Bawah Pemerintahan Baru

Nilai tukar rupiah anjlok ke level terendah dalam 4 tahun terakhir menyusul derasnya aliran modal keluar dari pasar Surat Berharga Negara (SBN).
Karyawan menata uang tunai di Cash Center PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI), Jakarta, Kamis (14/3/2024). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan menata uang tunai di Cash Center PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI), Jakarta, Kamis (14/3/2024). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Nilai tukar rupiah anjlok ke level terendah dalam 4 tahun terakhir menyusul derasnya aliran modal keluar dari pasar Surat Berharga Negara (SBN).

Pelemahan ini juga terjadi karena kekhawatiran investor asing terhadap janji pemerintahan baru yang dinilai akan meningkatkan belanja secara besar-besaran dan berdampak pada pengelolaan fiskal.

Melansir Bloomberg, Selasa (2/4/2024), nilai tukar rupiah turun 0,5% terhadap dolar AS menjadi Rp15.963 per dolar AS pada pagi ini.

Level rupiah terhadap dolar AS tersebut merupakan yang terendah sejak April 2020.

Tercatat, outflow atau aliran modal keluar dari pasar SBN sebesar US$1,7 miliar pada kuartal pertama 2024. 

Investor menilai, rencana belanja Presiden terpilih Prabowo Subianto secara besar-besaran dikhawatirkan akan membebani anggaran. Pelemahan rupiah pun dipicu ketika adanya laporan mengenai keretakan kabinet pemerintahan yang dipimpin Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat ini.

Di sisi lain, kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat, Federal Reserve, yang hawkish sejak awal tahun telah menyebabkan penguatan dolar secara luas. 

"Kami memperkirakan ada tekanan jangka pendek dari penguatan dolar AS, sentimen yang kurang baik untuk obligasi Indonesia, dan permintaan dolar domestik yang kuat," ungkap kepala strategi analis makro untuk Asia di Barclays Plc Mitul Kotecha seperti dikutip Bloomberg.

Para investor dinilai akan terus mengamati defisit transaksi berjalan kuartal pertama Indonesia, yang sebelumnya tercatat melebar sebesar US$1,3 miliar pada kuartal IV/2023.

Sementara itu, surplus perdagangan Indonesia pada Februari 2024 tercatat menyempit menjadi US$867 juta di tengah-tengah penurunan ekspor komoditas. Capaian surplus ini merupakan yang terendah dalam 9 bulan terakhir.

Sebagaimana diketahui, nilai tukar rupiah terus melanjutkan pelemahan dan semakin mendekati level Rp16.000 per dolar AS.

Pada perdagangan Senin (1/4/2024), nilai tukar rupiah ditutup pada level Rp15.895 per dolar AS, melemah 0,24% atau 38 poin.

Pelemahan rupiah seiring dengan pelemahan mata uang negara Asia Lainnya, seperti won Korea Selatan turun 0,14%, peso Filipina turun 0,10%, lalu ringgit Malaysia turun 0,04%, dan yen Jepang turun 0,01%.

Pada akhir pekan lalu, Kamis (28/3/2024), nilai tukar rupiah sempat ditutup menguat pada level Rp15.856,5 per dolar AS, dari hari sebelumnya, Rabu (27/3), pada level Rp15.858 per dolar AS.

Sementara pada Senin (25/3), nilai tukar rupiah masih berada pada level Rp15.799,5, yang dipengaruhi oleh sinyal the Fed yang tidak akan memangkas Fed Funds rate hingga laju inflasi di AS turun ke level 2%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Maria Elena
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper