Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mega Insurance Pede Rasio Klaim Asuransi Kesehatan pada 2024 Lebih Baik

PT Asuransi Umum Mega (Mega Insurance) mencatatkan klaim rasio untuk produk asuransi kesehatan mencapai 95% pada tahun lalu.
Karyawan memotret deretan logo-logo perusahaan asuransi di Kantor Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) di Jakarta, Selasa (22/9/2020). Bisnis/Himawan L Nugraha
Karyawan memotret deretan logo-logo perusahaan asuransi di Kantor Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) di Jakarta, Selasa (22/9/2020). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — PT Asuransi Umum Mega (Mega Insurance), perusahaan asuransi umum milik Chairul Tanjung alias CT, percaya diri bisnis asuransi kesehatan akan lebih baik pada 2024 setelah pada tahun lalu mencatatkan klaim rasio mencapai 95%.

Presiden Direktur Mega Insurance Tomy Ferdiansah mengaku tingginya klaim asuransi kesehatan di Mega Insurance itu sejalan dengan situasi pasca Covid-19 yang membuat masyarakat berbondong-bondong ke rumah sakit.

“Klaim rasio asuransi kesehatan itu kita harus prudent, dari Mega Insurance sendiri prudent. Karena memang loss ratio-nya itu tipis, untungnya nggak terlalu banyak mungkin 5%, jadi sekitar 95%-an [loss ratio-nya],” ujar Tomy saat ditemui di Jakarta seusai perjanjian kerja sama Mega Insurance dan JBA Indonesia di Jakarta, Senin (25/3/2024). 

Adapun, Tomy mengungkapkan bahwa saat ini klaim kesehatan terkait gejala infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) juga mulai meningkat.

“Kami punya perhitungan dengan sistem, kami juga kerja sama dengan telemedicine. Jadi mengurangi juga untuk biayanya juga. Karena bisa lebih murah dibanding dengan datang ke rumah sakit ataupun ke dokter langsung,” katanya.

Meski demikian, Tomy berharap klaim asuransi kesehatan bisa lebih membaik pada tahun ini. Hal itu juga seiring dengan strategi yang dilakukan Mega Insurance, yaitu berupa kerja sama dengan layanan kesehatan digital (telemedicine).

Selain itu, Mega Insurance juga berharap nasabah beralih menggunakan telemedicine karena lebih mudah.

“Jadi nasabah hanya tunggu di rumah. Dengan dokter, preskripsi juga bisa langsung dengan dokter. Dan kita juga bisa dikirimkan obatnya. Jadi lebih mudah,” pungkasnya.

Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkap total klaim asuransi kesehatan mencapai Rp25,6 triliun sepanjang 2023.

Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Penjaminan dan Dana Pensiun OJK Ogi Prastomiyono menyampaikan bahwa industri asuransi harus melakukan langkah perbaikan seiring dengan klaim rasio yang mencapai di angka 97,5%.

“Klaim rasio sudah mencapai kurang lebih di 97,5%, jadi ini harus kita lakukan langkah-langkah untuk perbaikan-perbaikan sehingga lebih sehat bagi perusahaan asuransi, dan juga manfaat bagi para pemegang polis kesehatan mendapatkan manfaat yang lebih baik,” ujar Ogi beberapa waktu lalu.

Oleh karena itu, industri perasuransian tengah dalam proses integrasi klaim dalam satu platform yang dimiliki oleh Kementerian Kesehatan.

“Jadi modul klaim ini satu dari banyak modul yang akan menjadi fokus dalam transformasi digital pelayanan kesehatan oleh Kementerian Kesehatan yang akan didukung sepenuhnya oleh OJK,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rika Anggraeni
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper