Bisnis.com, JAKARTA— PT Asuransi Samsung Tugu mencatatkan laba setelah pajak sebanyak Rp28,75 miliar pada 2023. Perolehan laba tersebut turun dibandingkan dengan pada 2022, yakni Rp56,8 miliar.
Dikutip dari laporan keuangan perseroan yang tayang di Harian Bisnis Indonesia edisi Senin (25/3/2024), penurunan laba Asuransi Samsung Tugu didorong oleh penurunan pendapatan premi perseroan yang mencapai 10,2% (yoy) menjadi Rp576 miliar dari sebelumnya Rp642 miliar.
Sementara hasil underwriting naik tipis 0,19% (yoy) menjadi Rp86,9 miliar dari sebelumnya Rp86,8 miliar. Selain itu hasil investasi perseroan juga menurun 68,7% (yoy) menjadi 12,9 miliar. Pada 2022, hasil investasi perseroan mencapai Rp41,4 miliar.
Jumlah beban usaha Asuransi Samsung Tugu mencapai Rp66,5 miliar. Angka yang ditanggung lebih banyak 24,9% (yoy) dibandingkan jumlah beban usaha perseroan pada 2022, yakni Rp53,2 miliar.
Dari sisi ekuitas, modal yang dimiliki perusahaan menguat menjadi Rp399 miliar, yang mana naik 3,74% dari sebelumnya Rp385 miliar. Sementara liabilitas yang ditanggung menurun 6,91% (yoy) menjadi Rp935 miliar pada 2023, dari sebelumnya Rp1 triliun pada 2022.
Sementara jumlah aset perseroan mencapai Rp1,33 triliun pada 2023. Aset Asuransi Samsung Tugu turun sedikit dari sebelumnya Rp1,38 triliun.
Baca Juga
Tingkat kesehatan finansial perseroan dilihat dari Risk Based Capital (RBC) masih terjadi diangka 549%. Angka tersebut masih berada di atas ambang batas yang ditetapkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), yakni di atas 120%.
Tingkat RBC juga meningkat dibandingkan pada 2022 yang mana 496%. Asuransi Tugu dimiliki oleh Samsung Fire & Marine Insurance Co., Ltd. sebanyak 70% saham, kemudian PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk sebanyak 30%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
