Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Zurich Syariah Blak-blakan Lonjakan Klaim Kesehatan jadi Tantangan di Industri Asuransi

Tren produk dan layanan berbasis syariah (halal lifestyle) yang semakin meningkat menjadi peluang bagi perusahaan asuransi termasuk syariah.
Karyawan berjalan di kantor Asuransi Zurich./JIBI-Endang Muchtar
Karyawan berjalan di kantor Asuransi Zurich./JIBI-Endang Muchtar

Bisnis.com, JAKARTA — Perusahaan asuransi umum syariah PT Zurich General Takaful Indonesia (Zurich Syariah) menyebut asuransi kesehatan menjadi tantangan baru industri seiring lonjakan klaim yang terjadi. 

Presiden Direktur Zurich Syariah Hilman Simanjuntak dalam webinar OJK Institute bertajuk “Strategi Mengakselerasi Pangsa Pasar Keuangan Syariah”, kemarin (21/3/2024) menyebut tantangan lain juga muncul dari asuransi kredit.

“Kami melihat ada tren meningkatnya biaya klaim di beberapa line of business, seperti di kesehatan, asuransi kredit, itu juga bisa menjadi tantangan,” ungkap Hilman.

Dia juga mengungkap perubahan peraturan yang berubah terlalu sering hingga ketidakpastian perekonomian global juga menjadi tantangan di industri. Begitu pun dengan persediaan tenaga ahli asuransi umum syariah.

“Menurut saya, bukan hanya tenaga ahli yang kita butuhkan, tapi secara umum, adalah talent-talent di asuransi umum syariah, maupun di asuransi syariah secara keseluruhan itu masih terbatas. Kami membutuhkan leader-leader yang baru,” ujarnya.

Tantangan lainnya adalah literasi dan inklusi asuransi yang rendah. Hilman mengaku mengalami kesulitan dalam menawarkan produk asuransi kepada calon nasabah, sebab masih banyak masyarakat yang belum mengetahui dan memahami produk asuransi.

“Kalau banyak yang belum mengetahui, artinya belum banyak yang merasa itu adalah salah satu kebutuhan,” ucapnya.

Di sisi lain, Hilman menyampaikan bahwa terdapat peluang yang masih bisa digarap industri asuransi, salah satunya dengan meningkatkan penetrasi asuransi. Kemudian, adanya tren produk dan layanan berbasis syariah (halal lifestyle) yang semakin meningkat.

Selanjutnya asuransi wajib atau compulsory insurance juga menjadi peluang yang saat ini sedang didiskusikan.

“Beberapa negara maju, dalam hal bisnis atau industri asuransinya, asuransi wajib ini menjadi sesuatu yang wajib ada. Misalnya seperti, third party liability untuk asuransi kendaraan, itu wajib dimiliki,” ungkapnya.

Berikutnya adalah era bonus demografi yang diperkirakan akan terjadi pada 2030. Artinya, akan semakin banyak usia produktif. Menurut Hilman, industri asuransi harus memahami kebutuhan calon nasabah di era bonus demografi.

“Generasi yang akan menjadi nasabah kita yang paling besar dan pemimpin di industri kita adalah digital native, kita harus memahami tren ini ke depan sehingga proposisi yang harus kita siapkan baik produk maupun pelayanan harus bisa memnuhi kebutuhan,” tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rika Anggraeni
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper