Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Erick Thohir Copot Dirut Antonius Kosasih, Intip Kinerja Taspen

Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, Taspen mengelola total aset pensiunan mencapai Rp345,67 triliun pada 2022.
Karyawan Bank Mandiri Taspen melayani nasabah. /Bank Mandiri Taspen
Karyawan Bank Mandiri Taspen melayani nasabah. /Bank Mandiri Taspen

Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir resmi menonaktifkan Direktur Utama PT Taspen (Persero) Antonius Nicholas Stephanus Kosasih, seiring adanya dugaan kasus investasi fiktif yang menimpa perusahaan pengelola pensiunan itu.

Di samping itu, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) juga mengajukan pencegahan ke luar negeri terhadap dua pihak terkait dengan kasus dugaan korupsi investasi fiktif Taspen, salah satunya diduga Antonius Kosasih.

"Pak Erick sudah melakukan langkah supaya kita terus mendukung kasus yang terjadi di KPK supaya proses juga bagus dan baik, maka Pak Erick kemarin sudah menonaktifkan Dirut Taspen," kata Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga.

Berdasarkan laporan keuangan yang diterima Bisnis Indonesia, dikutip pada Selasa (12/3/2024), Taspen mengelola total aset pensiunan mencapai Rp345,67 triliun pada 2022. Aset yang dikelola Taspen tumbuh 12,69% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya hanya Rp306,73 triliun.

Sementara itu, total liabilitas yang ditanggung Taspen naik 13,77% secara tahunan (year-on-year/yoy) dari Rp294,15 triliun menjadi Rp334,66 triliun.

Merujuk laporan keuangannya, Taspen mengalami pertumbuhan tipis iuran dan premi, yakni hanya 0,57% yoy. Naik dari Rp8,63 triliun pada 2021 menjadi Rp8,68 triliun.

Perusahaan juga membukukan hasil investasi senilai Rp9,03 triliun. Nilainya merosot 7,66% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya mencapai Rp9,77 triliun.

Alhasil, jumlah pendapatan yang dibukukan Taspen melonjak 101,89% yoy, naik dari Rp20,43 triliun menjadi Rp41,25 triliun.

Sepanjang 2022, Taspen menanggung beban klaim dan manfaat senilai Rp39,87 triliun. Posisinya naik 111,81% yoy dari Rp18,82 triliun. Dari sana, jumlah beban Taspen ikut menggunung mencapai 104,88% yoy menjadi Rp40,87 triliun dari semula hanya Rp19,95 triliun.

Dengan demikian, Taspen mengalami penurunan laba tahun berjalan hingga 69,85% yoy. Laba yang dikantongi perusahaan hanya mencapai Rp113,85 miliar pada 2022 dibandingkan tahun sebelumnya Rp377,61 miliar.

Beranjak ke rasio keuangan, Taspen memiliki rasio solvabilitas (risk-based capital/RBC) di level 8,91% pada 2022. Angkanya jauh dari ketentuan yang diminta regulator sebesar 120%. Sedangkan likuiditas berada di angka 185,82% pada periode yang sama.

Di sisi lain, Taspen mencatat return-on-asset (ROA) dan return-on-equity (ROE) masing-masing di angka 0,29% dan 0,84%. Sementara itu, rasio kecukupan investasi (RKI) Taspen mencapai 108,54% dengan yield on investment (YOI) di level 7,94%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper