Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ramalan Bisnis Fintech Pinjol dari Asosiasi Saat Ramadan 2024

Pada Ramadan 2024 mendatang, pelaku usaha fintech P2P alias pinjol optimistis bisnis pembiayaan dapat tumuh dobel digit.
Ketua Umum AFPI Entjik S Djafar berbincang dengan Redaktur Pelaksana Bisnis Indonesia Hendri T. Asworo dalam kunjungan ke redaksi, Jumat (26/1/2024)./Bisnis - Eusebio Chrysnamurti.
Ketua Umum AFPI Entjik S Djafar berbincang dengan Redaktur Pelaksana Bisnis Indonesia Hendri T. Asworo dalam kunjungan ke redaksi, Jumat (26/1/2024)./Bisnis - Eusebio Chrysnamurti.

Bisnis.com, JAKARTA — Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) memproyeksi penyaluran pinjaman online (pinjol) pada saat momentum Ramadan 2024 ini akan melonjak.

Ketua Umum AFPI Entjik S. Djafar menyampaikan bahwa asosiasi menargetkan pendanaan di industri financial technology peer-to-peer (fintech P2P) lending saat Ramadan dapat tumbuh sebesar 12%.

“Industri fintech lending cenderung melihat peningkatan penyaluran pendanaan menjelang Ramadan karena permintaan yang meningkat,” kata Entjik kepada Bisnis, Minggu (3/3/2024).

Namun, Entjik juga mewanti-wanti adanya potensi inflasi dan lonjakan kredit macet yang bisa menjadi tantangan dan perlu dihadapi industri menjelang momentum Ramadan 2024.

Menurutnya, penyelenggara fintech P2P lending perlu melakukan analisa dan pemantauan lebih lanjut terhadap faktor-faktor di lapangan yang mempengaruhi dinamika permintaan secara langsung.

“Mitigasi yang tepat perlu dilakukan untuk menekan angka kredit macet, seperti peningkatan analisis risiko dan pemantauan yang lebih ketat terhadap pinjaman yang diberikan,”

Entjik menambahkan dengan mengedepankan perlindungan konsumen dan manajemen risiko yang efektif, serta dengan menjunjung semangat melayani segmen masyarakat yang belum terjangkau oleh layanan keuangan tradisional.

“Langkah ini tidak hanya menjaga keberlanjutan industri, tetapi juga membuka jalan bagi inklusi keuangan yang lebih luas, memperkuat posisi fintech sebagai katalis positif dalam masyarakat,” ungkapnya.

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) memperingatkan masyarakat untuk mewaspadai potensi inflasi secara umum pada momentum Ramadan tahun ini.

Biasanya, komoditas pangan berpotensi memberikan andil terhadap inflasi pada momen Ramadan, seperti daging ayam ras, minyak goreng, beras, ayam hidup, daging sapi, telur ayam ras, dan gula pasir.

Deputi Bidang Statistik Produksi BPS M. Habibullah menyampaikan bahwa secara historis, tekanan inflasi cenderung meningkat pada periode tersebut.

“Waspada terjadinya kenaikan secara umum pada momen bulan Ramadan, yang ditunjukkan dari data historis perkembangan inflasi, di mana pada momen Ramadan selalu terjadi inflasi,” ujar Habibullah dalam konferensi pers, Jumat (1/3/2024). 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rika Anggraeni
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper