Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Adira Finance (ADMF) Buka Suara Jika Pilpres 2024 Digelar Dua Putaran

Adira Finance turut berkomentar soal dampak apabila Pilpres 2024 digelar jadi dua putaran.
Ilustrasi Kotak suara Pemilihan Umum atau Pemilu 2024/Bisnis.com-Andhika
Ilustrasi Kotak suara Pemilihan Umum atau Pemilu 2024/Bisnis.com-Andhika

Bisnis.com, JAKARTA — PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk. (ADMF) atau Adira Finance turut berkomentar soal dampak apabila Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 terjadi dua putaran. 

Direktur Utama Adira Finance Dewa Made Susila menilai bahwa Pilpres 2024 dua putaran pasti ada pengaruhnya terhadap bisnis termasuk leasing, tetapi seberapa besarnya yang masih menjadi pertanyaan. 

Dia menggambarkan apabila Pilpres 2024 dilakukan dua kali maka penundaannya kemungkinan akan lebih lama. Pasalnya konsumen khususnya nasabah korporasi yang sifatnya investasi maupun nasabah menengah atas akan cenderung wait and see

“Kalau ditanya, pasti ada pengaruhnya tapi seberapa besar penundaan dua kali putaran memperpanjang masa ketidakpastian, enam bulan itu kan setengah dari satu tahun,” kata Made ditemui usai acara Media Update Kinerja Keuangan Adira Finance Tahun 2023, Selasa (13/2/2023). 

Menurut Made, bisnis terutama apabila investasinya besar itu sangat rentan terhadap sentimen ketidakpastian. Makin lama ketidakpastian dampaknya akan semakin besar.  

Made menambahkan apabila pemilu dilakukan satu putaran, maka pemain leasing masih bisa menggenjot ketertinggalan selama sembilan bulan ke depan.  

“Kalau misalnya enam bulan, kan mampu enggak mengejar, itu kan yang jadi pertanyaan,” katanya. 

Namun demikian, Made masih optimistis bisnis leasing akan tetap baik meskipun tahun ini penuh tantangan. Terlebih menurutnya konsumsi dalam negeri Indonesia cukup kuat dengan penduduk sekitar 270 juta jiwa, di mana 55% ekonominya berasal dari sektor konsumtif. 

Adira Finance sendiri telah mencatatkan kinerja positif dengan perolehan laba sebanyak Rp1,94 triliun pada 2023. Angka tersebut meningkat sebanyak 21% apabila dibandingkan perolehan laba bersih pada 2022 yakni Rp1,6 triliun. Pendorong utama kenaikan laba tersebut lantaran kenaikan aset yang dikelola Adira Finance naik sebanyak 25% menjadi Rp55 triliun. 

Pertumbuhan juga didorong oleh meningkatnya total pendapatan menjadi Rp9,5 triliun. Angka tersebut naik 14% dibandingkan dengan pendapatan pada 2022. Dengan demikian, Return on Asset (ROA) dan Return on Equity (ROE) perusahaan masing-masing menjadi 8,6% dan 18,7%.

Selain itu, pembiayaan baru Adira Finance juga tercatat mengalami kenaikan 31% menjadi Rp41,6 triliun. Segmen yang mengalami kenaikan sepanjang tahun lalu didorong terutama oleh sepeda motor yang mencapai 39%, non otomotif 32%, dan mobil 25%. 

Dari sisi pembiayaan baru syariah juga tumbuh sebanyak 34% menjadi menjadi sebanyak Rp8,9 triliun. Pembiayaan syariah mewakili sekitar 21% dari total pembiayaan baru perseroan. Sementara untuk pembiayaan kendaraan listrik sepanjang 2023 mencapai Rp189 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper