Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Siap Tebar Dividen, Harga Saham Himbara (BMRI, BBRI, BBNI, BBTN) Melejit

Harga saham bank Himbara (BMRI, BBRI, BBNI, BBTN) melejit pada penutupan bursa, Senin (12/10/2024).
Ilustrasi ATM Link /Istimewa
Ilustrasi ATM Link /Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA – Harga saham bank milik negara (Himbara), yaitu BMRI, BBRI, BBNI, BBTN kompak melejit seiring dengan kinerja laba yang melejit. Himbara pun menjanjikan dividen tinggi kepada pemegang sahamnya, terutama bagi negara.

Berdasarkan data RTI Business, harga saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) naik 2,99% ke level Rp6.025 pada penutupan perdagangan hari ini, Senin (12/2/2024).

Harga saham BBRI itu tembus rekor all time high (ATH) pada perdagangan hari ini. Sepanjang tahun berjalan (year to date/ytd) harga saham BBRI telah menanjak 5,24%.

Sementara harga saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) naik 2,16% ke level Rp7.100 pada penutupan perdagangan hari ini. Harga saham BMRI sempat menyentuh level ATH pada perdagangan hari ini, yakni Rp7.200 per saham. Harga saham BMRI juga naik 17,36% ytd.

Lalu, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) membukukan kenaikan harga saham 3,48% ke level Rp5.950 pada penutupan perdagangan hari ini. Harga saham BBNI juga mencapai level ATH Rp6.000 pada sesi perdagangan hari ini. Harga saham BBNI naik 10,7% ytd.

Selain itu, harga saham BBTN melejit 8,37%, ditutup di level Rp1.360. Harga saham BBTN naik 8,8% ytd.

Moncernya kinerja saham bank pelat merah itu seiring dengan kinerja laba yang melejit. Terbaru, BBTN melaporkan laba bersih Rp3,5 triliun sepanjang 2023 atau naik 14,97% secara tahunan (year-on-year/yoy).

“Kinerja bisnis yang tumbuh karena banyaknya inisiatif baru di 2023, termasuk kami masuk ke emerging affluence,” kata Direktur Utama Bank BTN Nixon LP Napitupulu dalam Paparan Kinerja BTN 2023, pada Senin (12/2/2024). 

Dividen Jumbo 

Sebelumnya, Bank Mandiri telah membukukan laba bersih sebesar Rp55,06 triliun pada 2023, naik 33,73% yoy. Kemudian BRI membukukan laba bersih konsolidasi Rp60,09 triliun, naik 17,43% yoy. Lalu, BNI membukukan laba bersih konsolidasi Rp20,9 triliun, naik 14,14% yoy.

Sejalan dengan kinerja laba yang moncer, Himbara pun menjanjikan tebaran dividen jumbo tahun buku 2023. Adapun, nilai tebaran dividen akan diumumkan dalam agenda rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) beberap bulan mendatang.

Sebelumnya, Direktur Human Capital & Compliance BNI Mucharom menyampaikan BNI masih berupaya untuk memberikan imbal hasil yang optimal bagi pemegang sahamnya. Untuk itu, tebaran dividen untuk tahun buku 2023 pun diperkirakan masih tebal.

“Tingginya rasio kecukupan permodalan juga memberikan BNI kemampuan untuk memenuhi kebutuhan ekspansi bisnis dan investasi BNI Group, serta ruang untuk pembagian dividen yang atraktif,” kata Mucharom.

Bank Mandiri pun diprediksi masih akan menjadi emiten dengan kebijakan pembayaran dividen yang jumbo pada 2024. Direktur Keuangan dan Strategi Bank Mandiri Sigit Prastowo mengatakan terkait penentuan dividen, BMRI akan terus mempertimbangkan permodalan yang sehat dan optimal untuk mendukung pertumbuhan bisnis secara jangka panjang.

“Selama empat tahun terakhir, BMRI membagian dividen payout ratio sebesar 60%, kami secara internal telah melakukan sensitivity analyst, di mana BMRI mempertahankan rasio dividen di level itu dengan menjaga permodalan yang optimal pertumbuhan bisnis,” ujarnya.

Dia mengatakan ke depan, BMRI akan mempertahankan konsistensi agar dapat meningkatkan core value ke pemegang saham.

Selain itu, BRI diproyeksi masih menebar tebaran dividen jumbo. Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan selama ini BRI bisa memenuhi kecukupan permodalan, bahkan lebih dari ketentuan minimum.

"Jadi tidak ada masalah dengan bagi dividen," ujar Sunarso.

Apalagi, proyeksi tebaran tinggi dividen Himbara ini sejalan dengan optimisme Menteri BUMN Erick Thohir atas capaian target dividen BUMN tahun ini.

Dia menyatakan bahwa target dividen 2024 sebesar Rp85,8 triliun akan menjadi dividen terbesar sepanjang sejarah, yang pernah diberikan perusahaan-perusahaan pelat merah kepada negara. 

“Jadi, itu kan sejarah dividen terbesar yang pernah diberikan,” ujar Erick saat ditemui awak media di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, pada tahun lalu (14/9/2023).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper