Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Saham BCA (BBCA) Jeblok Jelang Paparan Kinerja Kuartal IV/2023

Harga saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) terpantau melemah jelang pemaparan kinerja keuangan perseroan sepanjang 2023 hari ini.
Aplikasi BCA mobile/Bisnis-Rika Anggraeni
Aplikasi BCA mobile/Bisnis-Rika Anggraeni

Bisnis.com, JAKARTA -- Harga saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) terpantau jeblok jelang pemaparan kinerja keuangan perseroan sepanjang 2023 pada Kamis (25/1/2024).  

Berdasarkan data RTI Business, harga saham BBCA turun 0,78% dalam 24 jam terakhir dan ditutup di level Rp9.525 pada penutupan perdagangan hari ini, Rabu (24/1/2024). Lalu, selama sepekan, harga saham BBCA juga terkoreksi 2,31%.  

Meski demikian harga saham BBCA menghijau sejak awal tahun atau secara year to date (ytd), di mana masih tercatat naik 1,33% Bahkan, jika menilik pergerakan lima tahun terakhir, BBCA masih mencatatkan kenaikan 96,8%

Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta menyebut lesunya kinerja bank jumbo ini lantaran investor tengah menantikan kinerja laporan keuangan emiten full year 2023.

“Di sisi lain investor menantikan aksi korporasi [bank] selanjutnya. Sehingga, bila kuartal IV/2023 [kinerja keuangan] sudah rilis, investor akan melakukan penerkaan dan berekspektasi terkait dengan potensi pembagian dividen,” ujarnya pada Bisnis, Rabu (24/1/2024). 

Sementara, dari sentimen luar negeri, dia mengatakan penerapan pivot policy The Fed untuk secepatnya diterapkan mulai mereda, di mana ini sempat menjadi pemberat bagi indeks.  

AWP Asesor Kompetensi LSP Pasar Modal Gembong Suwito pun menyebut harga saham BBCA wajar terkoreksi usai emiten tersebut mengalami All Time High 

“Ini faktor dominan di profit taking,” ujarnya pada Bisnis.

Berkaca pada kuartal sebelumnya, BBCA telah mencatatkan kinerja keuangan moncer, terlihat dari pertumbuhan laba bersih BCA yang secara konsolidasi sebesar Rp36,4 triliun pada kuartal III/2023, naik 25,8% secara tahunan (year on year/yoy).  

Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan laba bank itu terdorong oleh kinerja pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) yang tumbuh 21,3% yoy menjadi Rp55,9 triliun pada kuartal III/2023. 

Mesin pendapatan bunga bersih bank ini melaju seiring dengan kredit perbankan yang juga bertumbuh 12,3% yoy menjadi Rp766,1 triliun. 

"Solidnya kredit didorong oleh gelaran BCA Expo 2023 pada kuartal III/2023 melanjutkan BCA Expoversary 2023. Kredit konsumer pun semakin solid," ujar Jahja dalam konferensi pers paparan kinerja kuartal III/2023 pada Kamis (19/10/2023). 

Adapun, dengan kredit yang tumbuh dobel digit, aset BBCA pun naik 7,2% yoy menjadi Rp1.381 triliun hingga September 2023. Sementara, kredit bank juga ditopang oleh dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp1.088,8 triliun pada September 2023, naik 6,2% yoy. 

Saham BBCA sendiri masih mendapatkan peringkat overweight dari Mirae Asset Sekuritas Indonesia dan menjadi pilihan utama saham big banks yang direkomendasikan beli. Di mana, BBCA diprediksi memiliki pertumbuhan pendapatan yang paling tangguh. 

“Bank ini juga memiliki peluang tertinggi untuk meningkatkan pinjamannya secara agresif pada tahun 2024 mengingat likuiditasnya yang melimpah,” tulis Analis Handiman Soetoyo dan Abyan H. Yuntoharj dalam risetnya yang dikutip Bisnis, Kamis (25/1/2024)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper