Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Investasi Asuransi Jiwa Turun jadi Rp534,1 Triliun, AAJI Ungkap Penyebabnya

Aset investasi asuransi jiwa di PAYDI turun sekitar 10% yang dibarengi dengan pendapatan premi PAYDI turun.
Karyawan memotret logo-logo asuransi jiwa di Jakarta, Minggu (15/10/2023). - Bisnis/Abdurachman
Karyawan memotret logo-logo asuransi jiwa di Jakarta, Minggu (15/10/2023). - Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA — Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) mencatat total investasi industri asuransi jiwa turun 0,9% secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi Rp534,1 triliun pada kuartal III/2023.

Ketua Bidang Pengembangan & Pelatihan SDM (Center of Excellent) AAJI Handojo G. Kusuma mengatakan bahwa penurunan total investasi ini sejalan dengan penurunan pendapatan premi yang turun.

“Penurunan investasi terutama disebabkan oleh aset investasi di Paydi turun sekitar 10% yang dibarengi dengan pendapatan premi Paydi turun. Ini sinkron,” kata Handojo dalam Konferensi Pers Kinerja Industri Asuransi Jiwa Periode Januari—September 2023 di Rumah AAJI, Jakarta, Rabu (29/11/2023).

Kendati demikian, Handojo mengatakan bahwa aset investasi non-Paydi mengalami kenaikan sebesar Rp20,5 triliun atau tumbuh sekitar 7% yoy. “Ini memperlihatkan adanya kenaikan shifting di produk,” imbuhnya.

AAJI menyampaikan penurunan investasi sebesar 0,9% yoy juga dipengaruhi oleh penurunan instrumen reksa dana dan deposito yang masing-masing turun 29,3% yoy dan 10,7% yoy pada kuartal III/2023.

“Untuk penurunan pada aset reksa dana, ini terutama disebabkan oleh penyesuaian SEOJK 05/2022, karena regulasinya SBN dalam pembentukan portofolio, maka akan adanya shifting. Maka, reksa dana turun, tapi komponen hasil aset investasi lainnya naik seperti SBN dan saham,” jelasnya.

Handojo menyampaikan investasi industri asuransi jiwa sebagian besar ditempatkan pada instrumen SBN, yakni sebesar Rp160,28 triliun atau setara dengan 30% dari total investasi keseluruhan.

Mengekor instrumen saham sebesar Rp156,64 triliun, reksa dana sebesar Rp89,17 triliun, sukuk korporasi Rp43,75 triliun, dan deposito sebesar Rp37,26 triliun.

Kemudian, instrumen penyertaan langsung di industri asuransi jiwa mencapai Rp24,61 triliun, tanah dan bangunan sebesar Rp14,62 triliun, dan instrumen lainnya sebesar Rp7,77 triliun.

Handojo menyebut industri asuransi jiwa merupakan bisnis yang dijalankan dengan prinsip kehati-hatian yang tinggi. Ini termasuk dalam hal penempatan investasi, industri asuransi jiwa diatur, dan diawasi secara ketat oleh regulator.

“Kami mendorong seluruh perusahaan asuransi jiwa untuk senantiasa mengedepankan kepentingan pemegang polis dalam menjalankan bisnisnya, termasuk dalam hal penempatan investasi,” pungkas Handojo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rika Anggraeni
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper