Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Margin Bunga NIM Bank Digital Allo Bank hingga SeaBank Makin Menjulang

Sejumlah bank digital di Indonesia, seperti Allo Bank (BBHI) dan Seabank membukukan NIM yang membumbung tinggi pada kuartal III/2023.
Ilustrasi bank digital. /Freepik
Ilustrasi bank digital. /Freepik

Bisnis.com, JAKARTA — Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sedang menggodok aturan mengenai transparansi suku bunga kredit perbankan yang dinilai mampu mengendalikan margin bunga bersih (net interest margin/NIM) perbankan Indonesia. Di tengah upaya pengendalian itu, bank-bank digital membukukan NIM yang membumbung tinggi.

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae mengatakan aturan transparansi suku bunga bank memang belum terbit. "Tapi drafnya sudah ada. Ini terkait masalah transparansi, bagaimana bank menetapkan komponen-komponen bunga," ujar Dian pada beberapa waktu lalu di Jakarta. 

Dia memastikan bahwa aturan itu tidak lama lagi terbit. "Tidak lama lagi, mungkin beberapa bulan lagi," ujar Dian.

OJK menerbitkan aturan tersebut di tengah upaya mengendalikan NIM perbankan Indonesia yang dinilai tinggi. "Kebijakan ini diharapkan dapat berkontribusi dalam mengendalikan NIM perbankan saat ini," ujar Dian.

Upaya pengendalian itu memang sedang digencarkan seiring dengan kondisi margin bunga bank di Indonesia yang dinilai tinggi. Sebelumnya, kabar soal margin bunga perbankan di Indonesia yang tinggi ini telah tersiar dan sampai ke telinga Presiden Joko Widodo (Jokowi). "Tinggi banget, ini mungkin tertinggi di dunia," ujar Jokowi saat menyampaikan pidato pembukanya dalam acara PTIJK 2023, awal tahun ini (6/2/2023).

OJK mencatat NIM bank per September 2023 sebesar 4,85%. NIM perbankan di Indonesia memang tergolong tinggi dibandingkan dengan negara lainnya. Melansir data The Global Economy, sepanjang tahun 2021 posisi NIM perbankan RI berada di urutan ke-31 tertinggi secara global.

Di wilayah se-Asia Tenggara, posisi NIM perbankan RI duduk di urutan ke-dua atau mengekor di belakang Kamboja dengan margin bunga bersih pada 2021 sebesar 5,35% atau selisih 29 basis poin (bps).

Adapun, di antara deretan bank yang memiliki NIM tinggi adalah bank digital seperti PT Allobank Indonesia Tbk. (BBHI) milik konglomerat Chairul Tanjung dan PT Bank SeaBank Indonesia (SeaBank) milik induk Shopee. Bahkan, kondisi margin bunga bank digital itu kian membumbung tinggi pada kuartal III/2023.

Seabank misalnya memiliki NIM yang jumbo dibandingkan industri, yakni 18,75% per September 2023. NIM Seabank itu meningkat 153 bps dibandingkan September 2022 di level 17,22%.

PT Bank Amar Indonesia Tbk. (AMAR) mencatatkan NIM yang juga jumbo yakni 18,78% per September 2023, naik dibandingkan NIM pada periode yang sama tahun sebelumnya 15,93%.

Allo Bank juga mencatatkan NIM yang meningkat dari 6,01% pada September 2022 menjadi 8,82% pada September 2023.

Sementara, bank digital baru yakni Superbank mencatatkan NIM yang naik dari 4,24% pada September 2022 menjadi 6,81% pada September 2023.

PT Bank Neo Commerce Tbk. (BBYB) memang belum melaporkan kinerja keuangannya pada kuartal III/2023. Namun, BBYB menjadi bank digital yang juga peraup NIM jumbo yakni 16,15% per Juni 2023, naik dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya 10,16%.

NIM bank-bank digital ini bahkan mengalahkan bank-bank jumbo. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) misalnya mencatatkan NIM di level 6,97% pada kuartal III/2023, bahkan turun dibanding periode yang sama tahun lalu yaitu 7,23%.

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) mencatatkan NIM di level 4,64% pada September 2023, juga turun dari 4,8% pada September 2022. Lalu, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) mencatatkan NIM di level 5,93%. PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) pada September 2023 terpantau memiliki NIM di level 5,52%.

Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Amin Nurdin mengatakan NIM di bank digital itu tinggi karena bank digital mematok suku bunga yang lebih tinggi dibandingkan bank konvensional. 

"Yang menyebabkan tingkat tingginya NIM adalah tingkat suku bunga, selain itu likuiditas yang dimiliki bank. Jadi kalau melihat bank-bank digital itu jauh lebih tinggi wajar karena mereka mematok suku bunga tinggi," ujarnya kepada Bisnis.

Dia mengungkapkan bank digital mendapatkan pendanaan di tingkat suku bunga simpanan yang tinggi, kemudian melempar suku bunga pinjaman kepada debitur yang juga di atas rata-rata industri. Alhasil, NIM pun lebih tinggi dibandingkan bank-bank raksasa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper