Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

AAJI Ungkap Tantangan dan Peluang Industri Asuransi Jiwa pada 2024

AAJI mengungkapkan regulasi permodalan menjadi tantangan dan peluang bagi perusahaan asuransi pada tahun depan.
Karyawan memotret logo-logo asuransi jiwa di Jakarta, Minggu (15/10/2023). - Bisnis/Abdurachman
Karyawan memotret logo-logo asuransi jiwa di Jakarta, Minggu (15/10/2023). - Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA— Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) mengungkap tantangan dan peluang industri asuransi jiwa pada 2024. Salah satunya adalah tingkat literasi dan inklusi asuransi yang masih rendah. Adapun tingkat literasi dan inklusi asuransi masing-masing sebesar 31,7% dan 16,6% pada 2022.  

Ketua Bidang Produk, Manajemen Risiko, dan GCG AAJI Fauzi Arfan mengatakan asosiasi berharap tingkat literasi dan asuransi di Indonesia bisa meningkat pada 2024.  Terlebih tingkat literasi dan inklusi di Indonesia masih lebih rendah dibandingkan negara-negara lain. Kendati demikian, Fauzi masih melihat hal positif, di mana tingkat inklusi yang masih rendah dibandingkan dengan tingkat literasinya. 

“Menariknya di industri asuransi jiwa literasi lebih jauh tinggi dibandingkan dengan inklusinya. Tapi ini positif menunjukan orang yang membeli itu, most of them memiliki literasi yang baik. Kami juga berharap gap antara literasi dan inklusi itu semakin mengecil,” ungkap Fauzi dalam webinar Insurance Outlook 2024 Selasa (7/11/2023),. 

Fauzi mengungkapkan tantangan lainnya yakni adanya kontestasi politik pada 2024 yakni Pemilihan Presiden (Pilpres) dan Pemilihan Legislatif (Pileg). Kemudian ada pula penerapan beberapa regulasi di industri asuransi. 

Beberapa di antaranya yakni pemisahan atau spin off Unit Usaha Syariah (UUS) pada 31 Desember 2026, penerapan PSAK 74 mulai 1 Januari 2025, hingga permodalan asuransi pada 2026. 

Meskipun demikian, dia juga melihat bahwa regulasi-regulasi tersebut bisa menjadi peluang untuk industri asuransi lebih sehat kedepannya.

“Tentang permodalan dari OJK itu ditujukan untuk memperkuat industri itu juga menjadi peluang [bagi asuransi jiwa],” ungkap Fauzi.  

Peluang lainnya yakni digitalisasi yang semakin masif di mana terdapat 212,9  juta pengguna internet dan 167 juta pengguna media sosial. Industri asuransi jiwa kini juga mulai bertransformasi ke pemanfaatan teknologi untuk memasarkan produk-produknya. Hal tersebut sejalan dengan Peta Jalan Perasuransian Indonesia pada 2023—2027 yang diterbitkan OJK belum lama ini. 

“Harapan kami, kami menginginkan asuransi jiwa semakin hari semakin bertumbuh dengan sehat dan berkualitas. Produk yang kami jual dan industri yang kami miliki dicintai. Jadi artinya komplainnya lebih kecil karena dicintai. Industri juga diharapkan bertumbuh sangat signifikan,” tandasnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper