Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

LPS Pastikan Suku Bunga Penjaminan Tak Akan Naik Hingga 2024 Meski BI Rate Merangkak

Dalam menentukan tingkat suku bunga penjaminan, LPS mempertimbangkan kondisi perekonomian, termasuk laju suku bunga acuan.
Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa dalam konferensi pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan atau KSSK, Jumat (3/11/2023) di Gedung Bank Indonesia (BI). Dok Youtube Bank Indonesia.
Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa dalam konferensi pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan atau KSSK, Jumat (3/11/2023) di Gedung Bank Indonesia (BI). Dok Youtube Bank Indonesia.

Bisnis.com, JAKARTA — Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) memastikan tingkat suku bunga penjaminan (TBP) tak akan naik hingga 2024 meskipun suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) telah merangkak 25 basis poin (bps) ke level 6%.

Ketua Dewan Komisioner LPS Purbaya Yudhi Sadewa mengatakan dalam menentukan TBP pihaknya memang mempertimbangkan kondisi perekonomian, termasuk laju suku bunga acuan. Adapun, TPB bank umum, valuta asing (valas), dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) saat ini masing-masing 4,25%, 2,25%, dan 6,75%.

Namun, di tengah laju suku bunga acuan, LPS tidak akan menaikan lagi TBP. "Saya enggak bisa mengubah terlalu signifikan dari rumus-rumus itu, dari keadaan sistem perbankan sendiri. Sampai sekarang kalau kita lihat belum diputuskan untuk naik. Sampai Januari masih tetap seperti ini," kata Purbaya kepada awak media setelah Rapat Kerja DPR dengan Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) pada Senin (6/11/2023) di Jakarta. 

Meski begitu, Purbaya menilai apabila terdapat kondisi yang membahayakan, LPS mempertimbangkan untuk mengerek TBP. "LPS setiap hari memonitor," ujarnya. Setiap bulan pun terdapat Rapat Dewan Komisioner LPS yang melaporkan kondisi bunga di pasar dan kondisi penerapan TBP. 

Sebagaimana diketahui, BI telah mengumumkan kenaikan suku bunga acuan 25 bps ke level 6% dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI pada 18 Oktober 2023 dan 19 Oktober 2023. Kenaikan ini merupakan yang pertama kali setelah BI menahan suku bunga acuan pada level 5,75% selama 8 bulan terakhir. Sejak pertengahan tahun lalu, suku bunga acuan ini telah naik 250 bps.

Sejalan dengan kenaikan suku bunga acuan, LPS mencatat suku bunga simpanan perbankan bergerak naik di tengah kondisi likuiditas bank yang longgar dan penyaluran kredit yang moderat. Rata-rata tingkat bunga deposito rupiah (22 daily moving average) seluruh bank naik 5 bps secara bulanan (Month-on-Month/MoM) ke level 3,89% pada September 2023.

Pada periode yang sama, suku bunga simpanan valuta asing (valas) juga meningkat sejalan dengan arah kenaikan suku bunga global serta intensitas persaingan antar bank. Tercatat, suku bunga rata-rata valas industri naik 2 bps ke level 1,77%. 

LPS menyebut suku bunga acuan BI yang naik 25 bps dan berlanjutnya laju pertumbuhan kredit mendorong suku bunga simpanan rupiah bergerak naik dengan laju yang terbatas.

"Pada saat yang sama, suka bunga simpanan valas diperkirakan masih akan meningkat ditengah rencana kebijakan The Fed yang dipertahankan higher for longer [suku bunga tinggi dalam jangka waktu lama]," tulis LPS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper