Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Investor Jumbo Wait and See, Pinjol Syariah Revisi Target

Pinjol syariah revisi target lantaran investor jumbo wait and see jelang Pemilu 2024.
Ilustrasi pinjaman online atau fintech lending./ Dok Freepik
Ilustrasi pinjaman online atau fintech lending./ Dok Freepik

Bisnis.com, JAKARTA — Asosiasi Fintech Syariah Indonesia (AFSI) merevisi target penyaluran pembiayaan pinjaman online (pinjol) berbasis syariah dengan pertumbuhan mampu mencapai 27% pada tahun ini.

Ketua Umum AFSI Ronald Yusuf Wijaya mengatakan perubahan target pertumbuhan tersebut sejalan dengan ekonomi makro yang masih bergejolak.

Alhasil, ungkap Ronald, tren penyaluran pembiayaan di industri fintech P2P lending syariah ikut berdampak. Di mana, investor jumbo banyak yang menahan atau "wait and see" penyaluran mereka.

“Penyaluran pembiayaan di P2P syariah masih tumbuh dua digit sekitar 20%-an dari target awal 37%. Kelihatannya sampai akhir tahun kita bisa capai sampai 27%,” kata Ronald usai ditemui dalam acara bertajuk Bulan Fintech Nasional (BFN) dan The 5th Indonesia Fintech Summit & Expo (IFSE) 2023 di Jakarta, Rabu (1/11/2023). 

Meski demikian, Ronald menuturkan pemain harus tetap optimistis karena jumlah pemberi dana (lender) di industri fintech P2P syariah yang masih sedikit. Secara keseluruhan, Ronald menuturkan jumlah lender di fintech P2P lending syariah baru menyentuh 1 juta orang.

Ronald melihat ada beberapa sektor yang menunjukkan sektor penurunan. Maka dari itu, dia mengimbau agar pemain fintech P2P syariah dapat memilah sektor-sektor yang mengalami pertumbuhan seperti telekomunikasi dan medical.

Selain itu, Ronald juga menilai sektor pertanian juga mulai pulih setelah sempat menghadapi tantangan beberapa waktu lalu.

“Selalu ada celah untuk industri ini tumbuh karena pangan merupakan kebutuhan dasar manusia,” pungkasnya.

Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyampaikan pertumbuhan outstanding pembiayaan di industri fintech P2P lending pada September 2023 terus melanjutkan peningkatan menjadi 14,28% secara tahunan (year-on-year/yoy) dengan nominal sebesar Rp55,70 triliun.

Dari tingkat risiko kredit macet secara agregat (TWP90), Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya OJK Agusman menyampaikan rasio kredit macet pinjaman online alias pinjol masih dalam kondisi terjaga dan terus membaik menjadi 2,82% pada September 2023 dibandingkan bulan sebelumnya yang menyentuh 2,88%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper