Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Siasat BSI (BRIS) Pacu Pembiayaan di Era Suku Bunga Tinggi

BSI (BRIS) menyiapkan sejumlah siasat guna menjaga kinerja pembiayaan di tengah era suku bunga tinggi dan ketidakpastian global.
Karyawati Bank Syariah Indonesia melayani nasabah di KC Jakarta Hasanudin, Jakarta, Selasa (2/2/2021). Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawati Bank Syariah Indonesia melayani nasabah di KC Jakarta Hasanudin, Jakarta, Selasa (2/2/2021). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA - Ragam tantangan menyelimuti industri perbankan pada akhir tahun ini yang berlanjut pada tahun depan. PT Bank Syariah Indonesia Tbk. atau BSI (BRIS) menyiapkan sejumlah siasat guna menjaga kinerja pembiayaan, di antaranya fokus pada bisnis konsumer.

Direktur Keuangan & Strategi BSI Ade Cahyo Nugroho mengatakan pada kuartal III/2023, BSI telah mencatatkan pertumbuhan penyaluran pembiayaan yang meyakinkan yakni 15,94% secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi Rp231,67 triliun. 

Namun, menurutnya, industri perbankan akan menghadapi sejumlah tantangan ke depan. Beberapa tantangan yang dihadapi, antara lain rezim suku bunga tinggi hingga ketidakpastian global. Meski begitu, BSI optimistis kinerja pembiayaan akan tetap terjaga.

"Kita melihat meskipun ada kenaikan suku bunga, tapi dari demand masyarakat baik pembiayaan masih cukup besar. Kami optimistis sampai akhir tahun pertumbuhan pembiayaan di angka 15% masih mungkin tercapai," ujarnya dalam paparan kinerja kuartal III/2023 BSI pada Selasa (31/10/2023).

Direktur Utama BSI Hery Gunardi mengatakan pihaknya terus menggenjot bisnis konsumer. BSI memang unggul di bisnis konsumer dan masuk jajaran 5 besar bank dengan penyaluran pembiayaan konsumer terbesar di Indonesia.

Pada kuartal III/2023, nilai pembiayaan konsumer di BSI mencapai Rp125,34 triliun, tumbuh 17,59% yoy. Nilai pembiayaan konsumer di BSI ini telah mencapai porsi 54,1% terhadap keseluruhan pembiayaan bank.

Pembiayaan konsumer ditopang oleh pembiayaan perumahan yang mencapai Rp51,21, naik 10,59% yoy. Selain itu, payroll based financing telah tersalurkan Rp48,83 triliun pada kuartal III/2023, naik 23,31% yoy.

Namun, segmen konsumer yang tumbuh paling kencang adalah pembiayaan otomotif yakni 61,33% mencapai Rp3,75 triliun. 

Adapun, di sisi pembiayaan korporasi, BSI cenderung tidak terlalu ambisius.

"Porsi pembiayaan korporasi tetap kami jaga tidak lebih dari 30%," ujar Hery.

Dalam menjaga kinerja bisnis korporasi, BSI mengandalkan ekosistem induknya PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI). Nasabah korporasi BMRI yang menginginkan layanan pembiayaan berbasis syariah akan diarahkan ke BSI.

Sementara itu, Hery mengatakan industri perbankan memang akan menghadapi ragam tantangan.

"Lingkungan industri kini dihadapkan pada persaingan yang tidak mudah. Rezim suku bunga tinggi, persaingan likuiditas ketat, bank mesti menawarkan layanan kompetitif," tutur Hery. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper