Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Melemah, Bank RI Terus Lakukan Stress Test Uji Ketahanan

Di tengah rupiah melemah, bank terus melakukan stress test untuk menguji ketahanan permodalan maupun likuiditas sesuai dengan prinsip manajemen risiko.
Ilustrasi bank. /Freepik
Ilustrasi bank. /Freepik

Bisnis.com, JAKARTA -- Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae mengatakan portofolio perbankan relatif tidak terpengaruh di tengah nilai pelemahan nilai tukar rupiah.

Sebagai informasi, berdasarkan data Bloomberg pukul 09.00 WIB, rupiah dibuka melemah 0,12% atau 19 poin ke posisi Rp15.938 pada Senin (30/10/2023). Pelemahan rupiah ini diikuti oleh indeks dolar yang terpantau menguat 0,05% ke posisi 106,613. 

“Ini karena pada September 2023 Posisi Devisa Neto [PDN] tetap stabil di 1,76% dibanding bulan sebelumnya, yakni Agustus sebesar 1,72%. Jauh di bawah threshold [ambang batas] 20%,” katanya dalam RDK Bulanan, Senin (30/10/2023). 

Dengan demikian, apabila menilik perhitungan tersebut, maka kondisi ini menunjukkan kondisi perbankan Tanah Air secara relatif tidak memberikan pengaruh yang besar. 

Lebih lanjut, Dian menyebut berdasarkan hasil asesmen, industri perbankan tetap resilien dan mampu menyerap potensi risiko di tengah kondisi tersebut. 

“Namun demikian, bank terus melakukan stress test pada berbagai skenario untuk menguji ketahanan permodalan maupun likuiditas sesuai dengan prinsip manajemen risiko,” ucapnya. 

Sebagai informasi, di tengah tingkat suku bunga AS yang tinggi dan keyakinan akan berlangsung lebih lama dari prakiraan semula (higher for longer), industri perbankan Indonesia tetap solid dan resilien.

Kondisi ini ditopang tingkat permodalan (capital adequacy ratio/CAR) yang tinggi sebesar 27,41% atau jauh di atas rata-rata CAR negara lain yang berada di bawah 20%

“[Ini] menunjukkan bahwa kebijakan prudential kita yang konservatif sangat membantu di dalam menangani situasi global yang masih ditandai dengan Volatility, Uncertainty, Complexity, Ambiguity [VUCA],” katanya.

Di sisi lain, pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) pada September 2023 tercatat 6,54% yoy dibanding Agustus sebesar 6,24% yoy) atau menjadi Rp8.147,17 triliun, dengan Giro menjadi kontributor pertumbuhan terbesar yaitu 9,84% yoy. 

Pertumbuhan DPK yang termoderasi antara lain karena meningkatnya konsumsi masyarakat dan meningkatnya kebutuhan investasi korporasi paska pencabutan status pandemi Covid-19. 

Likuiditas industri perbankan pada September 2023 dalam level yang memadai dengan rasio-rasio likuditas jauh di atas level kebutuhan pengawasan. 

Rasio Alat Likuid/Non-Core Deposit (AL/NCD) dan Alat Likuid/DPK (AL/DPK) yang meskipun sedikit turun masing-masing menjadi 115,37 persen dari bulan sebeluumnya 118,5% dan 25,83% dari Agustus 26,49%, namun tetap jauh di atas threshold masing-masing sebesar 50% dan 10%

Sementara itu, kualitas kredit tetap terjaga dengan rasio NPL net perbankan sebesar 0,77 persen dan NPL gross sebesar 2,43 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Arlina Laras
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper