Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Paylater BCA Hingga Bank Mandiri Siap Ganyang BNPL Gopay Cs?

Bank jumbo terjun ke bisnis Buy Now Pay Later (BNPL) alias paylater. Teranyar, PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA). Siap hadapi Shopeepay, Gopay yang lebih dulu?
Nasabah menyelesaikan transaksi menggunakan Akulaku PayLater di Jakarta, beberapa waktu lalu. Bisnis/Suselo Jati
Nasabah menyelesaikan transaksi menggunakan Akulaku PayLater di Jakarta, beberapa waktu lalu. Bisnis/Suselo Jati

Bisnis.com, JAKARTA -- Sejumlah bank jumbo menambah ragam bisnisnya dengan menydiakan produk bisnis Buy Now Pay Later (BNPL) alias paylater. Produk yang identik dengan perusahaan fintech seperti melalui Shopeepay, Gopay, hingga Dana Paylater itu akan menjadi ajang pertarungan baru dengan perbankan setelah sebelumnya bersaing dalam dompet digital. 

Teranyar, PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) yang resmi mengumumkan masuk ke bisnis paylater yang tersedia melalui aplikasi myBCA pada akhir September lalu. Sementara, bank lain yang dalam waktu dekat bakal ikut merilis produk ini adalah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI).

"Untuk produk paylater ditargetkan dapat selesai dan dinikmati oleh nasabah secara luas selambat-lambatnya di akhir 2023," ujar Corporate Secretary Bank Mandiri Rudi As Aturridha pada Bisnis, Rabu (4/10/2023).

Adapun, sikap antusias dari perbankan ini seiring dengan paparan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang menunjukkan laju pertumbuhan yang positif pada paylater. Di mana, OJK mencatat bisnis BNPL mencapai 54,70 juta kontrak pada Mei 2022, meningkat menjadi 72,88 juta kontrak per Mei 2023.  

Senior Vice President Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Trioksa Siahaan pun mengatakan khususnya bagi bank-bank besar ini menjadi peluang yang besar. 

Bahkan, dia menilai kemungkinan paylater bank akan menggerus pasar paylater fintech, apabila bank mampu menawarkan gimmick berupa promo, diskon hingga cashback.

“Bank besar punya ekosistem yang bagus dan besar dan paylater merupakan salah satu tren pembayaran digital yg dapat berfungsi seperti kartu kredit sehingga trennya dapat terus meningkat terutama di kalangan anak muda,” ujarnya pada Bisnis, Kamis (5/10/2023).

Lebih lanjut, kala berbicara potensi yang dibidik, Trioksa menuturkan saat ini nasabah gen z di bank-bank sudah separuh mendominasi 50 persen dari total nasabah, yaitu 15 hingga 20 juta.

“Bila target pasar paylater sekitar 10 persen saja dari nasabah muda yang ada maka potensinya bisa sekitar 1,5 juta sampai dua juta yg dapat menikmati paylater,” imbuhnya. 

Sebagai informasi, PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) yang resmi meluncurkan layanan transaksi paylater yang sudah dapat diakses melalui aplikasi myBCA pada awal Oktober 2023.

Melansir dari website resminya, Paylater BCA merupakan fasilitas kredit yang dapat digunakan sebagai alternatif pembayaran melalui scan QRIS di aplikasi myBCA. Untuk bisa menggunakan fitur cicilan ini, nasabah harus sudah memiliki BCA ID.  

Beberapa fitur utama dari Paylater BCA antara lain limit kredit hingga Rp20 juta dengan mekanisme revolving, dan pilihan tenor cicilan 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, atau 12 bulan dengan suku bunga sampai dengan 2 persen flat per bulan.

Direktur Consumer Banking BCA Haryanto T. Budiman menilai kehadiran layanan paylater ini sendiri menjadi salah satu opsi guna melengkapi kartu kredit yang BCA berikan kepada para nasabah.

“Kita [BCA] juga tetap masih eksperimen juga nih dengan paylater, kita lihat pertumbuhannya tiga bulan lagi,” ujarnya singkat pada Bisnis usai agenda Seminar Nasional Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM), Rabu (4/10/2023). 

Haryanto juga mengatakan pihaknya saat ini belum memiliki target. “Produk paylater ini baru diluncurkan beberapa hari yang lalu, nanti ya, tiga bulan lagi,” ucapnya.

Sebelumnya, Direktur Keuangan BCA Vera Eve Lim menunjukkan optimisme bahwa paylater fintech tidak akan menggerus eksistensi kartu kredit.  

“Menurut saya keduanya punya pangsanya tersendiri dan saya lihat fasilitas paylater merupakan inovasi yang nantinya akan bersifat saling melengkapi dengan fasilitas kartu kredit yang sudah lama dikenal masyarakat. Jika market kartu kredit dan BNPL bisa sama-sama bertumbuh, justru itu bagus,” ujarnya saat ditemui Bisnis usai agenda BIFA, Kamis (24/8/2023). 

Tercatat, saat ini total volume transaksi BCA tumbuh 27,2 persen yoy mencapai 14,3 miliar di semester I/2023. Di mana, kanal mobile banking di BCA meningkat 44 persen yoy. 

Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja juga sempat mengatakan BCA akan terus mengembangkan kanal mobile banking mereka. Aplikasi myBCA dipersiapkan menjadi aplikasi pelayanan terintegrasi masa depan. BCA juga terus menambahkan sejumlah fitur untuk meningkatkan kenyamanan bertransaksi.

Setidaknya, hingga sekarang terdapat sejumlah pemain yang menawarkan paylater, Secara umum, terdapat dua jenis izin pemain paylater, yakni perusahaan yang menggunakan izin sebagai lembaga multifinance dan teknologi finansial P2P lending. 

Kredivo dengan induk FinAccel, Home Credit yang terafiliasi dengan grup MUFG, Shopee Pay Later dengan menggunakan PT Commerce Finance menjadi pemain dengan lisensi multifinance.

Sementara itu, GoPayLater dari PT Mapan Global Reksa atau Findaya menggunakan lisensi P2P lending. Adapun, Traveloka menggandeng multifinance PT Caturnusa Sejahtera Finance untuk bisnis paylater.

Melansir dari catatan Bisnis, suku bunga yang diberikan para pemain pun sangatlah bervariasi, misalnya Kredivo yang sebesar 2,6 persen per bulan untuk cicilan yang 6-12 bulan dan 0 persen untuk yang 30 hari-3 bulan.

  Lalu, Home Credit Indonesia menetapkan bunga dengan besaran layaknya multifinance, maksimal bunga 2,99 persen per bulan.

GoPayLater justru memiliki konsep yang berbeda. Di mana, pelayanan GoPayLater tidak menerapkan aturan bunga dalam transaksinya. Biaya dari layanan ini hanya akan dikenakan satu kali dalam sebulan ketika menggunakan layanan yang jika dihitung besarannya antara 2,5-5 persen dari limit yang ditetapkan.

Tak hanya itu, biaya cicilan atau Traveloka PayLater bunga adalah sebesar 2,25 persen-4,80 persen per bulan. Bunga tersebut bersifat flat setiap bulan. Limit Pay Later antara Rp2 juta hingga Rp10 juta dengan bunga 3,7 persen-4,8 persen.

Daftar Pemain Besar Paylater di Indonesia 

1. Shopee PayLater

2. GoPay PayLater

3. PayLater OVO

4. Akulaku PayLater

5. Kredivo PayLater

6. Traveloka PayLater

7. Home Credit PayLater

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Arlina Laras
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper