Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kredit Bank Dua Kali Rebound, Intip Sektor Pengungkitnya!

ertumbuhan penyaluran kredit dan pembiayaan perbankan mengalami rebound dalam dua bulan berturut-turut. Apa saja sektor penyumbang cuan?
Pekerja melakukan aktifitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta, Selasa (19/5/2020). Bisnis/Himawan L Nugraha
Pekerja melakukan aktifitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta, Selasa (19/5/2020). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA -- Pertumbuhan penyaluran kredit dan pembiayaan perbankan mengalami rebound dalam dua bulan terakhir secara berturut-turut. Ada sejumlah sektor pendorong kredit bank mulai moncer pada paruh kedua 2023 ini.

Berdasarkan laporan Analisis Uang Beredar yang dirilis Bank Indonesia (BI), kredit yang disalurkan oleh perbankan tumbuh positif. Penyaluran kredit pada Agustus 2023 tercatat sebesar Rp6.709,5 triliun, tumbuh 8,9 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) setelah bulan sebelumnya tumbuh 8,4 persen yoy. 

Sementara, titik terendah pertumbuhan kredit tahun ini ada pada Juni di angka 7,76 persen. Artinya, pertumbuhan kredit bank rebound dalam dua bulan berturut-turut. 

"Perkembangan tersebut sejalan dengan pertumbuhan penyaluran kredit pada debitur perorangan 9,3 persen yoy dan debitur korporasi 8,4 persen yoy," tulis BI dalam laporan terbarunya.

Apabila dilihat lebih rinci, penyaluran kredit kepada debitur korporasi pada Agustus 2023 memang tumbuh lebih pesat dibandingkan bulan sebelumnya. Pada Juli 2023, kredit korporasi hanya tumbuh 7,4 persen dan menjadi tumbuh 8,4 persen per Agustus 2023. Nilai penyaluran kredit korporasi ini mencapai Rp3.425 triliun pada Agustus 2023.

Berbeda dengan kredit korporasi, kredit kepada debitur perorangan justru melambat pada Agustus 2023. Per Juli 2023, kredit kepada debitur perorangan tumbuh 9,4 persen kemudian menjadi 9,3 persen pada Agustus 2023. Nilai penyaluran kredit kepada debitur perorangan mencapai Rp3.231,8 triliun. 

Sementara, berdasarkan jenis penggunaannya, pertumbuhan penyaluran kredit modal kerja dan kredit investasi moncer pada Agustus 2023. Kredit modal kerja tumbuh 8,2 persen yoy pada Agustus 2023, setelah bulan sebelumnya tumbuh 7,2 persen yoy. 

Moncernya kredit modal kerja ini ditopang oleh sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan yang tumbuh 15,1 persen yoy pada Agustus 2023, setelah bulan sebelumnya tumbuh 10,3 persen yoy.

Lalu, kredit investasi tumbuh 10 persen pada Agustus 2023 lebih baik dari Juli 2023 yang tumbuh 9,9 persen ditopang sektor industri pengolahan. "Kredit investasi sektor industri pengolahan pada Agustus 2023 tumbuh 9 persen yoy, setelah tumbuh 7,6 persen yoy pada Juli 2023, seiring perkembangan kredit pada sub sektor industri pulp, kertas dan karton di DKI Jakarta," tulis BI.

Pada kredit konsumer, pertumbuhan berjalan stabil di level 9,1 persen. Kredit konsumer ditopang oleh kredit pemilikan rumah (KPR) yang tumbuh 12,3 persen, setelah bulan sebelumnya tumbuh 10,3 persen.

Lalu, penyaluran kredit kepada usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) pada Agustus 2023 tumbuh 8,9 persen yoy setelah tumbuh 7,3 persen yoy pada bulan sebelumnya.

Sebelumnya, Deputi Gubernur BI Juda Agung mengatakan BI optimistis penyaluran kredit pada keseluruhan tahun ini tumbuh moncer. "Ke depan kami yakini target BI kredit tumbuh 9-11 persen akan tercapai," ujar Juda.

Ia mengatakan ke depan pertumbuhan kredit perbankan akan didorong oleh sejumlah faktor. "Dari sisi policy, ada KLM [kebijakan insentif likuiditas makroprudensial]. Selain itu, sudah ada kepastian aturan besaran subsidi bunga atau margin KUR [kredit usaha rakyat]," tuturnya.

Dari sisi insentif, Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan ke depan BI memang akan terus memastikan kecukupan likuiditas perbankan, termasuk melalui KLM untuk mendorong kredit/pembiayaan dunia usaha. "BI juga terus memperkuat sinergi dengan pemerintah, perbankan, dan dunia usaha untuk mendorong peningkatan penyaluran kredit/pembiayaan perbankan, terutama pada sektor-sektor yang memiliki daya ungkit pada perekonomian nasional," katanya.

Sejumlah sektor yang disasar adalah sektor-sektor hilirisasi seperti minerba, pertanian, peternakan, dan perikanan. Kemudian sektor perumahan, termasuk perumahan rakyat, pariwisata, inklusif, termasuk UMKM dan KUR, ultra mikro, serta ekonomi hijau.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper