Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perbankan Digital Melesat, Pembayaran Via Kartu Kian Ditinggal?

Bank Indonesia (BI) mencatat transaksi digital banking terus melesat, setidaknya hingga Agustus 2023. Kondisinya berbalik terjad di ATM hingga kartu kredit.
Ilustrasi: ATM Himbara/tv.bisnis.com
Ilustrasi: ATM Himbara/tv.bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA - Bank Indonesia (BI) mencatat transaksi digital banking terus melesat, setidaknya hingga Agustus 2023. Kondisinya berbeda dengan transaksi menggunakan kartu ATM, kartu debit, hingga kartu kredit yang kian menurun.

Berdasarkan data BI, nilai transaksi digital banking mencapai Rp5.098,46 triliun pada Agustus 2023, tumbuh 11,87 persen secara tahunan (year on year/yoy). Nilai transaksi uang elektronik juga naik 8,62 persen yoy pada Agustus 2023 jadi Rp38,51 triliun.

Sementara nominal transaksi QRIS mencapai Rp18,33 triliun pada Agustus 2023, tumbuh pesat 89,64 persen yoy. Jumlah pengguna QRIS pun mencapai 40,05 juta dan jumlah merchant 28,38 juta yang sebagian besar merupakan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

"BI terus mendorong akselerasi digitalisasi sistem pembayaran dan perluasan kerja sama sistem pembayaran antarnegara guna mendorong inklusi ekonomi keuangan serta perluasan ekonomi dan keuangan digital," kata Perry Warjiyo dalam pengumunan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI pada Kamis (21/9/2023).

Di tengah pesatnya pertumbuhan transaksi digital banking, justru nilai transaksi pembayaran menggunakan kartu ATM, kartu debet, dan kartu kredit kian menurun. Per Agustus 2023, transaksi kartu itu turun 6 persen yoy menjadi Rp679,16 triliun.

Pada bulan sebelumnya atau Juli 2023, nilai transaksi pembayaran menggunakan kartu ATM, kartu debet, dan kartu kredit juga mengalami penurunan 4,26 persen yoy menjadi Rp707,90 triliun.

Sejumlah bank mencatat transaksi ATM pun kian mengalami penurunan. Di PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) misalnya jumlah transaksi ATM turun 14,63 persen yoy menjadi 601 juta pada semester I/2023. Sementara nilai transaksi turun 5,85 persen yoy menjadi Rp321 triliun.

Berbeda dengan transaksi digital yang moncer. Misalnya, nilai transaksi di BNI Mobile Banking pada semester I/2023 menanjak 52,1 persen yoy menjadi Rp544 triliun. Sementara, jumlah transaksi melesat 71,1 persen yoy menjadi lebih dari 460 juta transaksi.

Wakil Direktur Utama BNI Adi Sulistyowati mengatakan BNI pun terus mengembangkan layanan digitalnya. "Kami terus memperluas layanan untuk membantu memberikan solusi mulai dari transaksi dasar hingga keuangan investasi dan remitansi,” katanya.

Di PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI), jumlah ATM kian susut dari 13.077 unit pada Juni 2022 menjadi 13.034 unit pada Juni 2023.

BMRI juga mencatat kontribusi transaksi ATM terhadap pendapatan nonbunga bank turun 21,8 persen yoy menjadi Rp240 miliar pada paruh pertama 2023.

Senior Vice President Transaction Bank Retail Sales Group Bank Mandiri Thomas Wahyudi sebelumnya mengatakan tren penyusutan transaksi memakai kartu, termasuk di ATM itu terjadi seiring pesatnya digitalisasi.

"Tren [transaksi digital] ini juga cukup berkembang, terlihat dari pertumbuhan transaksi cardless yang relatif tinggi," ujarnya pada beberapa waktu lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper