Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Transaksi ATM di BCA (BBCA) Tumbuh, Beda Arah dengan Industri

Bank Indonesia (BI) melaporkan transaksi kartu ATM mengalami tren lesu. Meski demikian, Bank Central Asia mencatatkan transaksi pengganti caban itu tumbuh.
Gedung Bank BCA/Ilustrasi-Bisnis
Gedung Bank BCA/Ilustrasi-Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA - Bank Indonesia (BI) melaporkan transaksi kartu ATM mengalami tren lesu. Meskipun demikian, kondisi ini tidak dialami semua bank. PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) misalnya, perusahaan masih mencatatkan transaksi ATM bertumbuh.

Executive Vice President (EVP) Corporate Communication & Social Responsibility BCA Hera F. Haryn mengatakan jumlah transaksi dengan ATM BCA mencapai 1,1 miliar pada sepanjang semester I/2023, tumbuh 6,8 persen secara tahunan (year-on-year/yoy). Sementara itu, nilai transaksi dengan ATM BCA mencapai Rp1.148 triliun, naik sebesar 2,2 persen yoy.

BCA sendiri memiliki 18.483 unit ATM yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Hera mengatakan jumlah ATM di BCA juga tercatat masih dalam tren meningkat dari tahun lalu. Adapun, dari total jumlah ATM tersebut sekitar 71 persen-nya merupakan ATM setor tarik.

Hera mengatakan dari tahun ke tahun, BCA memang memperkuat komposisi ATM setor tarik (cash recycling machine/CRM) di jaringan ATM BCA. Adanya ATM setor tarik memungkinkan nasabah melakukan penarikan dan penyetoran tunai selama 24 jam. 

"Kehadiran ATM setor tarik membantu nasabah yang memiliki mobilitas tinggi serta meminimalisir antrian. Melalui mesin ATM setor tarik, nasabah juga dapat langsung melakukan penyetoran uang tunai tanpa mengisi formulir, serta bisa dilakukan di luar jam kerja, bahkan di hari libur," kata Hera kepada Bisnis pada Senin (28/8/2023).

Meski begitu, BCA juga terus menggenjot digitalisasi. "BCA senantiasa berinovasi dengan menghadirkan fitur setor dan tarik tunai tanpa kartu (cardless) di BCA mobile dan myBCA. Fitur ini memungkinkan pengguna untuk melakukan setoran dan menarik uang tunai tanpa kartu ATM," ujar Hera.

Sebelumnya, mengacu data BI, nilai transaksi pembayaran menggunakan kartu ATM, kartu debet, dan kartu kredit mengalami penurunan 4,26 persen yoy pada Juli 2023, menjadi Rp707,90 triliun. 

Berbeda dengan transaksi kartu, transaksi digital banking tumbuh sebesar 15,5 persen yoy mencapai Rp5.035,37 triliun. Sementara transaksi uang elektronik pada Juli 2023 meningkat 10,5 persen yoy menjadi Rp39,21 triliun.

Nominal transaksi QRIS juga terus menunjukkan pertumbuhan sebesar 84,5 persen yoy sehingga mencapai Rp18,01 triliun dengan jumlah pengguna 38,24 juta dan jumlah merchant 27,51 juta yang sebagian besar merupakan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

"Kinerja transaksi ekonomi dan keuangan digital tetap kuat didukung oleh sistem pembayaran yang aman, lancar, dan andal," kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI pada pekan lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper