Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Asuransi Perjalanan, Mencuil Cuan Saat Pariwisata Pulih

Peningkatan perjalanan baik domestik maupun internasional menjadi celah bagi perusahaan asuransi untuk meningkatkan bisnis perlindungan perjalanan.
WISATAWAN KE LABUAN BAJO Wisatawan menikmati matahari tenggelam di Pantai Waecicu, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), Minggu (20/8/2023). Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kabupaten Manggarai Barat, NTT, mencatat sebanyak 80.580 wisatawan yang berkunjung ke Labuan Bajo sejak Januari hingga Juli 2023. Dengan rincian wisatawan mancanegara 36.867 orang, wisatawan nusantara 42.411 orang, dan wisatawan lokal 1.302 orang./Bisnis-Himawan L Nugraha
WISATAWAN KE LABUAN BAJO Wisatawan menikmati matahari tenggelam di Pantai Waecicu, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), Minggu (20/8/2023). Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kabupaten Manggarai Barat, NTT, mencatat sebanyak 80.580 wisatawan yang berkunjung ke Labuan Bajo sejak Januari hingga Juli 2023. Dengan rincian wisatawan mancanegara 36.867 orang, wisatawan nusantara 42.411 orang, dan wisatawan lokal 1.302 orang./Bisnis-Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — Denyut-denyut sektor pariwisata menunjukkan tanda pemulihan. Asuransi perjalanan pun ikut terciprat berkah.

Pulihnya sektor pariwisata tercermin dari data Badan Pusat Statistik (BPS) yang menunjukkan perjalanan wisatawan nusantara (wisnus) mencapai 433,57 juta perjalanan pada semester I/2023. Jumlah ini naik 12,57 persen dibandingkan semester I/2022 (cumulative-to-cumulative).

Adapun, provinsi di Pulau Jawa masih mendominasi perjalanan wisnus baik berdasarkan provinsi asal maupun tujuan.

Sementara itu, kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) di Indonesia mencapai 1,06 juta kunjungan pada Juni 2023. Angka ini meningkat 11,44 persen secara bulanan (month-to-month/mtm) dan naik 119,64 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).

BPS mencatat wisman yang berkunjung ke Indonesia pada Juni 2023 didominasi oleh wisman yang berasal dari Singapura (16,41 persen), Malaysia (15,88 persen), dan Australia (12,47 persen).

Alhasil, secara kumulatif kunjungan wisman dari Januari–Juni 2023 mencapai 5.189.433 kunjungan.

Bahkan, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) akan terus melakukan berbagai program, termasuk kolaborasi promosi dengan online travel agent.

“Kami mendorong pemerintah daerah lebih aktif mempromosikan dan menciptakan event dan kegiatan-kegiatan lainnya untuk pemasaran pariwisata Indonesia yang kita lakukan secara all out,” ujar Menteri Parenkraf Sandiaga Salahuddin Uno dalam keterangan tertulis, dikutip Jumat (25/8/2023).

Berkaca dari kembangkitan sektor pariwisata, sejumlah pemain industri asuransi pun meyakini permintaan atas asuransi perjalanan memiliki prospek yang cerah. Ini juga seiring berakhirnya masa pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) dan masuk ke masa endemi.

Pengamat Asuransi Dedi Kristianto mengatakan pembukaan kembali mobilitas domestik dan internasional pasca pandemi di pengujung tahun lalu telah mendorong kembali minat orang untuk melakukan perjalanan. Hal ini diyakini bisnis asuransi perjalanan memiliki prospek yang cerah.

“Prospek bisnis asuransi perjalanan diperkirakan akan semakin meningkat sampai pengujung 2023, seiring dengan pulihnya kembali sektor pariwisata dan pergerakan wisatawan untuk mengunjungi berbagai destinasi wisata pada tahun ini,” kata Dedi kepada Bisnis.

Menurutnya, seiring dengan minat perjalanan yang kembali pulih, maka kebutuhan terhadap produk asuransi untuk memproteksi aktivitas perjalanan pun ikut naik.

“Maka pangsa pasar asuransi perjalanan akan terbuka lebar yang dapat ditangkap oleh industri untuk memasarkan produk ini,” tambahnya.

Asuransi Perjalanan Diyakini Moncer

Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) memandang normalisasi mobilitas yang terlihat pada saat mudik lebaran 2023 hingga musim liburan sekolah mampu mendorong peningkatan kinerja bisnis sektor riil. Alhasil, hal itu memicu peningkatan terhadap permintaan asuransi umum, terutama kenaikan permintaan asuransi perjalanan.

Direktur Eksekutif AAUI Bern Dwyanto mengatakan dengan normalnya kebijakan mudik pada hari Raya dan liburan sekolah pada tahun ini mempengaruhi realisasi asuransi perjalanan.

“Industri asuransi umum melihat peluang besar dan optimis terhadap meningkatnya permintaan dan pertumbuhan asuransi perjalanan,” ungkap Bern kepada Bisnis.

Menurut AAUI, masyarakat saat ini sudah lebih memahami manfaat dari asuransi perjalanan, di mana harga yang dibanderol asuransi perjalanan relatif sangat terjangkau namun tetap bisa memitigasi risiko yang mungkin timbul.

Di samping itu, perkembangan digital yang semakin masif juga memicu asuransi dapat bertumbuh dengan baik seiring pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Bern melihat animo masyarakat yang tinggi dalam melakukan perjalanan. Animo itu kembali muncul setelah sempat menurun drastis selama pandemi, namun kini pelaku asuransi perjalanan mulai bangkit kembali.

AAUI mencatat, pada tahun lalu, Bern mengungkapkan realisasi asuransi perjalanan diperkirakan mencapai sekitar Rp800 miliar.

“Diharapkan tahun ini asuransi perjalanan dapat melampaui realisasi pada 2022,” ujar Bern.

Dari sisi pemain, perusahaan asuransi umum syariah PT Zurich General Takaful Indonesia (Zurich Syariah) turut optimistis permintaan asuransi perjalanan akan menanjak hingga akhir tahun.

“Kami optimis bahwa permintaan atas asuransi perjalanan dari kami akan terus meningkat hingga akhir tahun ini,” kata Presiden Direktur Zurich Syariah Hilman Simanjuntak.

Hilman mengatakan optimistis itu terutama didukung oleh serapan dari perjalanan haji 2023, di mana lebih dari 60 persen jamaah Haji Plus atau Ongkos Naik Haji (ONH) Plus di Indonesia telah menggunakan produk Zurich Syariah Travel Insurance.

Terlebih lagi, lanjut Hilman, adanya peningkatan jumlah jamaah umrah yang terus berlangsung serta perjalanan wisata yang kembali normal.

“Kami yakin bisa menutup tahun ini dengan sangat baik,” imbuhnya.

Pada semester I/2023, Zurich Syariah mencatatkan kenaikan jumlah polis asuransi perjalanan sebesar lebih dari 25 persen secara tahunan (yoy).

Namun demikian, Hilman menuturkan perusahaan masih harus menganalisis jumlah klaim asuransi perjalanan yang masuk sampai akhir tahun, apalagi musim haji yang baru berakhir bulan lalu.

“Kami berharap klaim sesuai dengan harapan, bagaimanapun juga, inilah tujuan kami di sini, untuk melindungi nasabah kami dan membayar klaim mereka jika mereka membutuhkannya,” tuturnya.

Senada, PT Asuransi Jiwa IFG (IFG Life) juga melihat tingginya minat masyarakat melakukan perjalanan pasca pandemi.

“Sejalan dengan itu, kebutuhan terhadap asuransi perjalanan pun ikut meningkat,” ujar Chief Marketing Officer IFG Life Dowi Benedict Teng dalam keterangan tertulis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rika Anggraeni
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper