Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Asosiasi Prediksi Banyak Pemain Fintech Lending Melantai di Bursa

Ketua Dewan Pengawas AFTECH Rudiantara memandang bahwa akan banyak pemain fintech lending yang akan mencatatkan sahamnya di Bursa.
Keterangan foto: Wakil Sekretaris Jenderal II Dewan Pengurus Harian AFTECH Firlie Ganinduto/Bisnis-Rika Anggraeni
Keterangan foto: Wakil Sekretaris Jenderal II Dewan Pengurus Harian AFTECH Firlie Ganinduto/Bisnis-Rika Anggraeni

Bisnis.com, JAKARTA — Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH) memandang peluang bagi pemain industri financial technology peer-to-peer (fintech P2P) lending terbuka lebar untuk melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Ketua Dewan Pengawas AFTECH Rudiantara memandang bahwa akan banyak pemain fintech lending yang akan mencatatkan sahamnya di Bursa. Sebab, lanjut dia, fintech lending melepaskan pendanaan dari venture capital dan mencari dana segar melalui pasar modal.

“Kenapa? Karena pasar modal memberikan insentif dari sisi perpajakan. Kalau jual beli saham di pasar modal, pajaknya hanya setengah persen,” kata Rudiantara saat ditemui usai acara Peluncuran Laporan AFTECH Annual Members Survey 2023 di Jakarta, Kamis (27/7/2023).

Terlebih lagi, Rudiantara melihat bahwa belum lama ini nilai kapitalisasi pasar BEI mencapai lebih dari Rp10.000 triliun. Namun demikian, kinerja dari industri fintech lending juga, termasuk dari sisi laba yang berkelanjutan. Rudi menilai perolehan laba juga akan berdampak pada pembagian dividen untuk para investor.

Setali tiga uang, Wakil Sekretaris Jenderal II Dewan Pengurus Harian AFTECH Firlie Ganinduto mengatakan bahwa pemain fintech lending yang berencana untuk melantai di Bursa memiliki kriteria yang harus dipenuhi dari BEI, salah satunya profitabilitas.

“Bursa ini kan memaksa perusahaan untuk membuka dirinya sehingga masyarakat bisa memberikan masukkan terhadap operasional bisnis, dan membentuk bisnis model yang sehat,” terangnya.

Sementara itu, Direktur Center of Economics and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira Adhinegara menuturkan bahwa industri fintech lending membutuhkan momentum agar dapat melantai di Bursa yang dapat terlihat dari sisi kualitas pinjaman fintech.

“Bisa dibilang agak susah industri fintech masuk ke Bursa, ini mungkin sama seperti dulu beberapa startup aplikasi teknologi melantai di Bursa, ada penyesuaian, aturan, dan restu dari OJK [Otoritas Jasa Keuangan],” ungkap Bhima saat berkunjung ke Wisma Bisnis Indonesia, Jakarta, Rabu (26/7/2023).

Bhima menambahkan bahwa rencana penawaran perdana di pasar saham juga menjadi pertimbangan dari sisi investor strategis. Begitu pula dengan kekompakan pemilik hingga tim dari perusahaan fintech lending itu sendiri, serta momentum dari para investor ritel dan masyarakat terhadap fintech lending.

“Momentum itu bisa ada lagi kalau kualitas pinjaman fintech akan semakin baik. Tergantung dari kinerja industri, karena industri akan berpengaruh, selain dari individu perusahaan fintech,” tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper