Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

APPI Optimistis Kredit Mobil Cs Tumbuh 15 Persen hingga Akhir Tahun

Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) memperkirakan kredit mobil hingga alat berat tahun ini tumbuh 13 persen - 15 persen.
Karyawan beraktivitas di kantor Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI), Jakarta beberapa waktu lalu. Bisnis/Abdurachman
Karyawan beraktivitas di kantor Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI), Jakarta beberapa waktu lalu. Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA — Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) memproyeksikan piutang pembiayaan seperti kredit mobil, kredit motor, hingga anjak piutang dapat tumbuh sebesar 15 persen hingga akhir 2023.

Hal itu disampaikan Ketua Umum APPI Suwandi Wiratno saat ditemui di Wisma Bisnis Indonesia, Selasa (25/7/2023).

“Optimis [piutang pembiayaan tumbuh] 15 persen, masih optimis, mungkin bottom line-nya 13 persen pasti tercapai,” kata Suwandi.

Menurut Suwandi, tantangan yang dihadapi industri pembiayaan adalah adanya pesta demokrasi yang akan semakin menghangat pada periode Oktober 2023. Periode ini merupakan pendaftaran Presiden dan Calon Presiden sekaligus penanda poros koalisi politik terbentuk. 

“Pada Oktober, takutnya ada perlambatan karena orang lebih ke sana [tahapan Pemilu 2024] dibandingkan beli kendaraan. Kalau dulu iya, beli kendaraannya meningkat menjelang pemilu. Tapi kalau sekarang ngga boleh pawai-pawai pemilu di jalan,” ujarnya.

Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memproyeksikan pertumbuhan piutang pembiayaan multifinance sebesar 15 persen hingga akhir 2023.

Berdasarkan data Laporan Bulanan Perusahaan Pembiayaan, aset perusahaan pembiayaan per Mei 2023 sebesar Rp514,69 triliun atau tumbuh 15,83 persen secara tahunan (year-on-year/yoy)dari Rp444,35 triliun per Mei 2022. Adapun, piutang pembiayaan tumbuh menjadi Rp441,23 triliun dari Rp379,11 triliun per Mei 2022 atau tumbuh sebesar 16,38 persen yoy.

“Dengan mempertimbangkan realisasi pembiayaan sampai dengan Mei tersebut, OJK menilai target pertumbuhan piutang pembiayaan sebesar 15 persen untuk tahun 2023 masih cukup realistis,” ungkap Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Penjaminan, dan Dana Pensiun OJK Ogi Prastomiyono belum lama ini.

Adapun untuk semester II/2023, pertumbuhan diperkirakan tidak setinggi semester I/2023. Dengan berakhirnya status pandemi Covid-19, perusahaan pembiayaan harus waspada terhadap perubahan profil risiko nasabah yang pada saat pandemi layak dibiayai karena sebagian persentase pendapatan dapat ditabung, misalnya biaya transportasi bagi pekerja/profesional.

“Situasi ini langsung atau tidak langsung mempengaruhi delinquency rate nasabah yang memiliki fixed income tersebut,” ujarnya.

OJK menilai bahwa rasio kredit bermasalah (non-performing financing/NPF) bisa jadi bergerak sedikit naik tapi masih disimpulkan bahwa risiko pembiayaan masih cukup terkendali

“Sementara itu, kondisi dan proyeksi pertumbuhan ekonomi nasional yang positif, dan tentu saja masih terdapat peluang pembiayaan yang dapat dimanfaatkan untuk mendorong pembiayaan, khususnya untuk area tertentu,” pungkas Ogi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rika Anggraeni
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper