Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bank Sinarmas (BSIM) Tak Bagikan Dividen, Pilih Perkuat Permodalan

Bank Sinarmas (BSIM) memutuskan tidak membagikan dividen untuk memperkuat pencadangannya.
Nasabah bertransaksi melalui mesin anjungan tunai mandiri Bank Sinarmas./JIBI-Dwi Prasetya
Nasabah bertransaksi melalui mesin anjungan tunai mandiri Bank Sinarmas./JIBI-Dwi Prasetya

Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Sinarmas Tbk. (BSIM) meraup laba bersih Rp221,16 miliar sepanjang tahun buku 2022. Namun, bank tak membagikan dividen untuk memperkuat pencadangannya.

Langkah itu telah disepakati dalam rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) Bank Sinarmas pada Selasa (27/6/2023). Bank Sinarmas akan menggunakan laba bersih tahun buku 2022 untuk dana cadangan sebesar Rp500 juta.

"Sisa laba bersih perseroan sebesar Rp220,66 miliar akan dipergunakan untuk memperkuat permodalan perseroan dan dicatat sebagai laba yang ditahan," tulis Manajamen Bank Sinarmas dalam keterbukaan pada Rabu (28/6/2023).

Bank Sinarmas menjelaskan sisa laba Rp220,66 miliar itu akan dikelola oleh Direksi dengan cara yang tepat menurut pertimbangan Direksi, setelah memperoleh persetujuan Dewan Komisaris.

RUPST Bank Sinarmas juga memberikan wewenang kepada Direksi untuk mengatur, melaksanakan, dan menjalankan tindakan-tindakan yang diperlukan sehubungan dengan penggunaan laba bersih itu sesuai dengan ketentuan hukum serta peraturan yang berlaku.

Emiten bank berkode BSIM ini telah meraup laba bersih Rp221,16 miliar sepanjang 2022, naik 73,13 persen secara tahunan (year on year/yoy) dibandingkan laba bersih tahun sebelumnya Rp127,74 miliar.

Capaian laba bersih bank sepanjang 2022 ditopang oleh pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) yang naik 7,05 persen yoy menjadi Rp2,58 triliun. Sementara, kerugian penurunan nilai aset keuangan (impairment) susut 16,8 persen yoy jadi Rp692,27 miliar pada 2022.

Meski laba bersih tumbuh, namun aset BSIM susut 10,1 persen yoy jadi Rp47,35 triliun pada 2022. Hal ini dipengaruhi oleh turunnya kredit dan pembiayaan syariah perseroan 13,27 yoy jadi Rp15,88 triliun. 

Dari sisi pendanaan, dana pihak ketiga (DPK) bank pun turun turun 12,97 persen yoy jadi Rp38,69 triliun pada 2022, dibandingkan tahun sebelumnya Rp44,46 triliun. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper