Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bank Oke (DNAR) Pastikan Likuiditas Mencukupi Saat Suku Bunga BI Naik

PT Bank Oke Indonesia Tbk. (DNAR) mengklaim likuiditas mencukupi sehingga belum ada penyesuaian suku bunga kredit seiring naiknya suku bunga acuan BI.
Pekerja melakukan perawatan gedung di dekat logo Bank Oke Indonesia di Jakarta, Jumat (12/11/2021). Bisnis/Arief Hermawan P
Pekerja melakukan perawatan gedung di dekat logo Bank Oke Indonesia di Jakarta, Jumat (12/11/2021). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Oke Indonesia Tbk. (DNAR) belum melakukan penyesuaian suku bunga kredit meskipun Bank Indonesia (BI) telah dua kali menaikan suku bunga acuan. Alasannya, perseroan telah memastikan bahwa likuditas masih mencukupi.

Direktur Bank Oke Indonesia Efdinal Alamsyah mengatakan, dalam 2 bulan terakhir BI telah menaikkan suku bunga acuan sebesar 75 basis poin (bps) menjadi 4,25 persen. Namun, DNAR belum melakukan penyesuaian suku bunga kredit, baik untuk kredit baru maupun kredit eksisting.

"Pertimbangannya, pada saat ini likuiditas kami masih mencukupi untuk membiayai ekpansi kredit, paling tidak sampai dengan akhir 2022," katanya kepada Bisnis pada Rabu (19/10/2022).

Berdasarkan laporan keuangan pada kuartal II/2022, Bank Oke Indonesia mencatatkan loan to deposit ratio (LDR) 129,26 persen, naik dibandingkan periode yang sama tahun lalu, 122,77 persen.

Sementara itu, Bank Oke Indonesia telah menyalurkan kredit Rp6,7 triliun pada kuartal II/2022, naik 21 persen secara tahunan (year-on- year/yoy) dari Rp5,5 triliun. Bank Oke Indonesia juga telah mencatatkan dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp4,9 triliun atau naik 25 persen yoy dari Rp3,9 triliun.

DNAR juga saat ini sedang menjalankan aksi penerbitan saham baru atau rights issue kurang lebih Rp500 miliar.

"Jadi, suku bunga untuk DPK pun kami tidak naikan secara agresif," ujarnya.

Di sisi lain, BI diprediksi akan menaikan lagi suku bunga acuan (BI-7 Day Reverse Repo Rate/BI7DRR) sebesar 50 basis poin menjadi 4,75 persen pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) bulan ini.

"Kami akan lihat lagi, apakah kami perlu melakukan penyesuaian suku bunga kredit yang diberikan," ungkap Efdinal.

Sebelumnya, Gubernur BI Perry Warjiyo meminta agar perbankan tidak perlu menaikan suku bunga kredit, sebab likuiditas perbankan masih tergolong aman.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, alat likuid per DPK saat ini masih tinggi, yakni 27 persen. "Kami pastikan likuiditas di perbankan lebih dari cukup. Ini masih tinggi bagi perbankan untuk terus salurkan kredit dan tidak perlu harus sesuaikan kenaikan suku bunga kreditnya," ujarnya dalam Seminar Nasional Badan Keahlian DPR RI, Rabu (19/10/2022).

BI juga optimistis kredit perbankan akan tumbuh mencapai 11 persen pada tahun ini. Sementara itu, pertumbuhan kredit pada Agustus 2022 mencapai 10,62 persen yoy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper