Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

5 Kabar Finansial untuk Memulai Hari Ini: Kinerja Digital Bank Mandiri hingga Iuran BPJS Kesehatan

Kinerja KB Bukopin (BBKP) hingga kinerja layanan digital dari Bank Mandiri (BMRI) menjadi berita yang paling banyak dibaca pada kanal finansial.
Ilustrasi/Istimewa
Ilustrasi/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Bank Mandiri menyampaikan kinerja keuangan Q1/2022 melalui koran Bisnis Indonesia kemarin (17/5/2022). 

Bank terbesar di Tanah Air dari sisi aset itu menyebutkan 98 persen layanan yang diberikan sudah menggunakan digital. Melalui dua aplikasi super yang dimiliki yakni Livin dan Kopra by mandiri, transaksi yang dilayani melalui aplikasi ini mencapai Rp10.261,6 triliun. 

Berikut kabar sektor finansial yang layak disimak untuk memulai hari ini (18/5/2022):


1. Kekuatan Bank Mandiri (BMRI) di Layanan Digital, Transaksi Aplikasi Livin\' & Kopra Tembus Rp10.000 Triliun

PT Bank Mandiri Tbk. (BMRI) mencatat dua aplikasi digital super platform yang dikembangkan yakni Livin' dan Kopra telah mengelola transaksi senilai Rp10.261,6 triliun hingga akhir kuartal I/2022.  Livin' adalah aplikasi mobile banking resmi dari Bank Mandiri yang dikembangkan menjadi financial super app.

Sedangkan Kopra merupakan aplikasi digital super platform yang menjadi pusat aktivitas informasi dan transaksi finansial bagi ekosistem bisnis para pelaku usaha di segmen wholesale dan value chain nya secara end to end. Berdasarkan paparan kinerja yang Bank Mandiri sampaikan dalam pengumuman di koran Bisnis Indonesia, dua layanan ini mendukung ekspansi perusahaan menjadi digital.

"98 persen transaksi sudah digital," tulis manajemen dalam pengumumannya hari ini, Selasa (17/5/2022). 

Lengkapnya di sini


2. Perbaikan Bisnis KB Bukopin (BBKP), Ini Sektor yang Akan Dibenahi

PT Bank KB Bukopin Tbk. (BBKP) dan entitas anak melaporkan mengalami penurunan kinerja pada quartal 1/2022, meski demikian perusaahaan disebutkan berupaya melakukan perbaikan kinerja di seluruh segmen bisnis. 

Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan KB Bukopin di Bursa Efek Indonesia, Senin (16/5/2022), bank dengan pemegang saham utama dari Korea Selatan itu mengalami pembengkakan kerugian dari Rp167,1 miliar menjadi Rp1,32 triliun per kuartal I/2022 dibandingkan tahun sebelumnya atau naik 688 persen.   

Penyumbang utama memburuknya kerugian disebabkan menurunnya kualitas kredit. Pasalnya dari pendapatan, BBKP tidak mengalami penurunan yang berarti yakni dari Rp1,08 triliun menjadi Rp1,01 triliun. 

Lengkapnya di sini


3.  Ramalan OJK Soal Bisnis Industri Multifinance pada 2022

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) meyakini bahwa tahun ini merupakan waktu yang tepat bagi para pemain industri pembiayaan alias multifinance untuk berekspansi.  Deputi Komisioner Hubungan Masyarakat dan Logistik OJK Anto Prabowo meyakini industri multifinance bakal mampu mengoptimalkan momentum kebangkitan dan pemulihan ekonomi dari dampak pandemi Covid-19. 

Selain itu, pulihnya daya beli masyarakat turut memantik kembali kebutuhan individu maupun pelaku usaha terhadap sumber pendanaan, termasuk melalui pembiayaan. Inilah yang membawa industri multifinance menunjukkan tren pemulihan sejak akhir tahun lalu. 

Baca selengkapnya di sini


4. BNI Resmi Dirikan BNI Modal Ventura! Modal Awal Rp500 Miliar

Akta pendirian BNI Modal Ventura ditandatangani oleh perwakilan pemegang saham pada tanggal 12 April 2022. Adapun dalam pelaksanaanya, pada tanggal 12 Mei 2022, BNI telah menyetorkan dana sebesar Rp500 miliar atau setara dengan 500.000 lembar saham entitas terbaru. 

Atas penempatan tersebut BNI memiliki saham sebesar 99,98 persen dari total saham yang diterbitkan senilai Rp500,1 miliar, sedangkan PT BNI Asset Management menggenggam 0,02 persen.


Baca selengkapnya di sini


5. Dirut BPJS Kesehatan Bicara Soal Iuran BPJS yang Baru


Direktur Utama BPJS Kesehatan Ali Ghufron Mukti berbicara soal perubahan iuran BPJS Kesehatan seiring dengan penerapan berbasis kebutuhan dasar kesehatan (KDK) dan kelas rawat inap standar (KRIS). Rencananya, konsep KDK dan KRIS akan diuji coba pada 2022 ini dan harus sudah komprehensif serta matang, termasuk terkait dengan besaran tarif iuran. 

"Jangan sampai ditanya kira-kira iuran tunggal berapa jumlahnya. Kalau yang beredar di medsos bilang Rp75.000. Kalau Rp75.000 artinya PBI [penerima bantuan iuran] meningkat dua kali lipat. Artinya, APBN terbebani dua kali lipat. Apa ini tidak masalah? Belum lagi di DPR ditanya kalau yang kelas 1 atau kelas 2, gimana berikutnya? Nah, itu masih dalam proses," ujar Ghufron.

Baca selengkapnya di sini 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Anggara Pernando
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper