Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mirae Asset Ramal Kinerja BRI Tahun Ini Lebih Tinggi dari Target

Emiten bank dengan kode BBRI ini diperkirakan akan membukukan pertumbuhan kredit yang lebih tinggi tahun ini dibandingkan dengan capaian 2021.
Gedung BRI. /bri.co.id
Gedung BRI. /bri.co.id

Bisnis.com, JAKARTA — Kinerja PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. atau BBRI yang mampu meningkatkan laba bersih secara bank only sebesar 75,53 persen year-on-year (yoy) atau menjadi Rp32,22 triliun sepanjang 2021, diperkirakan berlanjut pada 2022.

Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Handiman Soetoyo, dalam risetnya yang dikutip pada Selasa (8/2/2022), menyatakan bahwa kemajuan positif BBRI akan berlanjut pada 2022. Didorong oleh peningkatan mobilitas dan lonjakan harga komoditas yang mempercepat ekspor.

Menurutnya, kemajuan tersebut harus menguntungkan emiten bank dengan kode BBRI ini dalam bentuk pertumbuhan kredit yang lebih tinggi, serta diiringi oleh peningkatan aset.

“Kami memperkirakan pertumbuhan pinjaman sebesar 13 persen pada tahun 2022, lebih tinggi dari panduan BBRI sebesar 9 hingga 11 persen,” ujar Handiman.

Dia mengatakan bahwa pertumbuhan kredit mikro BBRI harus dipercepat karena kuota Kredit Usaha Rakyat (KUR) lebih tinggi dari Rp195 triliun pada 2021 menjadi Rp260 triliun di tahun 2022, atau meningkat 33,4 persen (yoy).

Sementara itu, konsolidasi penuh PT Pegadaian dan PT Permodalan Nasional Madani (PNM) yang memiliki margin bunga bersih atau net interest margin (NIM) jauh lebih tinggi, yakni di kisaran 15-20 persen dibandingkan BBRI 6-8 persen. Ini dinilai menjadi katalis yang kuat.

Mirae Asset Sekuritas lantas memproyeksikan pertumbuhan net interest income [NII] tumbuh kuat sebesar 18,5 persen pada 2022. pertumbuhan NII akan didorong oleh hasil aset yang lebih tinggi, serta kewajiban cost of fund yang lebih rendah dibandingkan 2021.

Handiman menilai biaya kredit (CoC) perseroan akan turun pada 2022, mengingat penyediaan yang cukup tahun 2020 – 2021. Pada Desember 2021, pinjaman yang direstrukturisasi akibat Covid-19 turun dari Rp186,6 triliun menjadi Rp157 triliun atau 16,6 persen dari total pinjaman.

Adapun loan at risk (LAR) menurun secara signifikan dari 28,3 persen pada tahun 2020 menjadi 24,1 persen sepanjang 2021, dengan cakupan LAR saat ini mencapai 35,6 persen.

“Sementara itu, cakupan NPL sekarang mencapai 278,1 persen yang kami yakini lebih dari cukup untuk menutupi bahkan jika kelemahan kualitas aset yang lebih parah muncul pada 2022.”

Dengan proyeksi kinerja itu, Mirae Asset Sekuritas menyempurnakan perkiraan dengan merevisi laba BBRI pada 2022 akan meningkat 12,2 persen. Selain itu, rekomendasi beli dengan target price yang lebih tinggi, yakni Rp5.450 berdasarkan target P/B 2,5x.

Handiman menyatakan bahwa risiko utama meliputi meningkatnya kasus Covid-19 yang menyebabkan pembatasan mobilitas, pertumbuhan kredit berjalan lebih lambat, dan kualitas aset yang memburuk. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dionisio Damara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper