Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IFG Dorong Jamkrindo dan Askrindo Siapkan Exit Strategy Restrukturisasi Kredit

Robertus menjelaskan bahwa hingga saat ini penyaluran kredit pemulihan ekonomi nasional (PEN) berjalan dengan baik. Sejumlah anggota IFG, seperti Jamkrindo dan PT Asuransi Kredit Indonesia (Askrindo) mengemban tugas untuk menyalurkan dana PEN tersebut.
Karyawan Jamkrindo memberikan penjelasan mengenai produk penjaminan kredit kepada calon nasabah, di Jakarta./JIBI-Dedi Gunawan
Karyawan Jamkrindo memberikan penjelasan mengenai produk penjaminan kredit kepada calon nasabah, di Jakarta./JIBI-Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA — Indonesia Financial Group atau IFG menilai bahwa para anggota holding harus mulai menyiapkan exit strategy terkait penyaluran kredit, dari kondisi saat ini yang masih cukup bergantung kepada restrukturisasi.

Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Utama IFG Robertus Billitea saat memberikan sambutan dalam perayaan ulang tahun ke-50 PT Jaminan Kredit Indonesia (Jamkrindo), Kamis (1/7/2021). Seperti diketahui, Jamkrindo merupakan satu dari sepuluh anggota holding IFG.

Robertus menjelaskan bahwa hingga saat ini penyaluran kredit pemulihan ekonomi nasional (PEN) berjalan dengan baik. Sejumlah anggota IFG, seperti Jamkrindo dan PT Asuransi Kredit Indonesia (Askrindo) mengemban tugas untuk menyalurkan dana PEN tersebut.

Dia menilai perusahaan-perusahaan yang memperoleh mandat penyaluran dana PEN itu harus mulai menyiapkan strategi keluar (exit strategy) terkait kredit. Saat ini, kredit-kredit yang ada masih memperoleh restrukturisasi, tapi akan berakhir begitu kondisi pandemi sudah membaik.

"Setiap saat harus siap sedia melihat fallback strategy ketika pandemi Covid-19 berakhir, ketika Otoritas Jasa Keuangan [OJK] tidak lagi memberikan relaksasi, ketika portofolio kredit tidak terdampak lagi [oleh pandemi]," ujar Robertus pada Kamis (1/7/2021).

Menurutnya, usaha menengah, kecil, dan mikro (UMKM) memiliki geliat yang cukup baik sebelum pandemi, tetapi kondisinya berbalik saat virus corona menyebar. Berdasarkan riset Bank Indonesia (BI), sekitar 87,5% UMKM di Indonesia terdampak oleh pandemi Covid-19.

Hal tersebut membuat UMKM memperoleh keringanan berupa restrukturisasi kredit, dan sebagian lainnya memperoleh dukungan dana PEN. Namun, Robertus mengingatkan bahwa kondisi itu tidak akan terus berlangsung dan kebijakan kredit akan kembali normal.

Robertus menilai bahwa perusahaan-perusahaan yang memberikan restrukturisasi harus mampu memastikan para debitur dapat kembali menjalankan pembayaran kredit. Selain dapat menjaga arus kas, terus berjalannya kredit pun dapat mendorong keberlangsungan pelaku usaha, khususnya UMKM.

"Kami [seluruh bagian IFG] senantiasa terbuka berkomunikasi, berdiskusi, bersinergi, sama-sama mendorong program kita bersama, agar bisa memberikan kontribusi signifikan untuk pembangunan Indonesia," ujar Robertus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper