Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bahana: BI Bakal Pangkas Suku Bunga Acuan 50 Basis Poin

Pemangkasan kali ini perlu dilakukan BI untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dapat mengurangi kekhawatiran pasar akan PDB Indonesia yang diperkirakan akan turun lebih dalam dari proyeksi sebelumnya.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memberikan penjelasan pada jumpa pers terkait Rapat Dewan Gubernur (RDG) di Jakarta, Kamis (17/1). Bisnis/Nurul Hidayat
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memberikan penjelasan pada jumpa pers terkait Rapat Dewan Gubernur (RDG) di Jakarta, Kamis (17/1). Bisnis/Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA - Bank Indonesia (BI) dinilai memiliki ruang untuk menurunkan suku bunga acuan sebesar 50 basis poin (bps) menjadi 3,75 persen pada Rapat Dewan Gubernur 15-16 Juli 2020.

Kepala Ekonom Bahana Sekuritas Satria Sambijantoro menilai pemangkasan kali ini perlu dilakukan BI untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dapat mengurangi kekhawatiran pasar akan PDB Indonesia yang diperkirakan akan turun lebih dalam dari proyeksi sebelumnya.

Menurutnya, sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo yang mengatakan bahwa para pembuat kebijakan seharusnya tidak berada dalam mode bisnis seperti biasa, termasuk BI juga memberikan tindakan yang kuat dalam menanggapi pandemi Covid-19.

"Kami pikir BI memiliki ruang untuk menurunkan suku bunga menjadi 3,75 persen, atau lebih besar dari ekspektasi konsensus pemotongan 25 bps," katanya, Kamis (16/7/2020).

Satria mengatakan dampak dari penurunan suku bunga sebesar 50 bps akan memengaruhi nilai tukar rupiah, yag kemungkinan akan melonjak ke level 15.000.

Namun, Satria menilai potensi pelemahan rupiah tersebut tidak perlu menjadi kekhawatiran karena perdagangan tahun ini diperkirakan akan surplus US$8 miliar, sehingga cukup untuk menutup outflow di pasar obligasi.

Dia juga memperkirakan depresiasi rupiah pada semester I/2020 bersifat sementara dan akan segera menguat karena fundamental neraca keuangan Indonesia yang sehat dan prospek bearish untuk Dollar Amerika Serikat.

Di samping itu, Satria mengatakan, inflasi juga diperkirakan akan berada pada tekanan deflasi dalam waktu yang dekat.

Adapun, inflasi pada Juni 2020 tercatat turun ke level terendah 20-tahun di 1,96 persen year-on-year (yoy) atau 0,18 persen month- to-month (mtm), yang mana inflasi inti yoy turun menjadi 2,26 persen dari 2,65 persen pada bulan sebelumnya.

Satria menambahkan, dari perspektif tersebut, ada banyak ruang bagi BI untuk melonggarkan kebijakan karena inflasi telah turun 60 bps sejak awal tahun ini, sementara hasil obligasi 10 tahun tetap relatif tidak berubah pada level 7 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Maria Elena
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper