Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bank Yudha Bhakti Incar Rp396,1 Miliar Lewat Right Issue

PT Bank Yudha Bhakti Tbk (BBYB) akan melakukan aksi penambahan modal melalui Penawaran Umum Terbatas (PUT) III dengan mengincar dana segar sebanyak-banyaknya sebesar Rp396,1 miliar.
Bank Yudha Bhakti. /bankyudhabhakti
Bank Yudha Bhakti. /bankyudhabhakti

Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Yudha Bhakti Tbk (BBYB) akan melakukan aksi penambahan modal melalui Penawaran Umum Terbatas (PUT) III dengan mengincar dana segar sebanyak-banyaknya sebesar Rp396,1 miliar.

Penambahan modal tersebut dilakukan guna mewujudkan rencana perseroan untuk naik kelas menjadi Bank Umum Kegiatan Usaha (BUKU) II.

Seperti diketahui, Bank BUKU II diharuskan mengantongi modal sebesar Rp1 triliun hingga Rp5 triliun. Perseroan mencatat, modal inti yang dimiliki per akhir 2019 adalah sebesar Rp906,88 miliar.

Corporate Secretary Bank Yudha Bhakti Januar Arifin menjelaskan dalam PUT III dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue tersebut, perseroan akan menerbitkan sebanyak-banyaknya 1,32 miliar lembar saham dengan nominal Rp100 per saham atau setara 17,65% dari modal ditempatkan dan disetor penuh.

Arifin mengatakan dana yang diperoleh dari hasil PUT III ini setelah dikurangi biaya-biaya emisi akan digunakan untuk modal kerja dalam pengembangan usaha perseroan yakni lewat penyaluran kredit dan kegiatan operasional perbankan lainnya.

"Dengan terealisasinya aksi korporasi itu maka ruang bagi Bank Yudha Bhakti untuk menjalankan ekspansi bisnisnya semakin lebar," katanya lewat keterangan tertulis, Senin (11/5/2020).

Pada hari ini (11/5/2020) perseroan telah menyampaikan registrasi I ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan diharapkan PUT III ini akan efektif pada 25 Juni 2020. Pencatatan di Bursa Efek Indonesia (BEI) ditargetkan dilakukan pada 9 Juli 2020.

Adapun, pada 2019, Bank Yudha Bhakti tercatat membukukan laba bersih sebesar Rp16 miliar. Sementara pada tahun 2018, mengalami kerugian cukup besar yakni Rp136,98 miliar.

Januar menyampaikan, rasio kredit bermasalah atau Non-Performing Loan (NPL) perseroan juga semakin membaik. Rasio NPL net pada 2019 tercatat turun menjadi 1,63% dari 9,92% pada tahun 2018.

Di samping itu, perseroan memiliki kemampuan modal yang tinggi, dengan mencatatkan rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) sebesar 29,35% pada tahun 2019 dari sebesar 19,47% pada tahun 2018.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Maria Elena
Editor : Ropesta Sitorus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper