Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. kembali memastikan bahwa sejauh ini akuisisi PT Bank Muamalat Indonesia Tbk. tidak masuk dalam rencana ekspansi anorganik perusahaan. Perseroan tengah fokus dalam mendirikan modal ventura.
“Kalau saat ini kami bisa sampaikan tidak. Saat ini kami cuma ada rencana itu [modal ventura],” kata Direktur Keuangan BNI Ario Bimo usai paparan kinerja kuartal III/2019 di Jakarta, Rabu (24/10/2019).
Ario melanjutkan bahwa yang dibutuhkan BNI saat ini adalah perusahaan modal ventura. Saat ini aksi korporasi tersebut tengah menunggu hasil analisa dari konsultan. “Ini kami menunggu angka dari konsultan itu,” jelasnya.
BNI telah cukup lama berupaya memiliki satu perusahaan modal ventura. Entitas modal ventura akan menjadi senjata untuk mengakuisisi perusahaan finansial berbasis teknologi (tekfin).
Sementara itu, Ario menjelaskan bahwa BNI juga setiap tahunnya akan tetap memiliki agenda untuk mengakuisisi bank. Namun, hal tersebut sangat tergantung dengan kondisi pasar.
Adapun telah diberitakan sebelumnya, berdasarkan informasi yang diterima Bisnis, bank milik negara tengah melakukan uji tuntas terhadap Bank Muamalat. Rencana ini seiring dengan terpilihnya Ma’ruf Amin sebagai wakil presiden periode 2019–2024.
Ma’ruf sebelumnya aktif sebagai ketua dewan pengawas syariah Bank Muamalat sejak 2002. Dengan demikian dia ikut mengawal perjalanan Muamalat hingga akhirnya terbentur dengan tumpukan pembiayaan bermasalah.
Terkait dengan rencana masuknya bank pelat merah ke struktur kepemilikan Muamalat, Sekretaris Perusahaan Hayunaji hanya menjelaskan bahwa saat ini proses penguatan modal bank masih berjalan.
“Saat ini BMI telah memulai proses lanjutan yang dimulai dengan due diligence [uji tuntas] oleh beberapa institusi dari dalam dan luar negeri,” katanya kepada Bisnis, Senin (7/10/2019).
Namun Hayunaji tidak menjelaskan lebih lanjut institusi yang hendak menjadi pemodal. Dia pun tidak pula menjelaskan skema penyuntikan modal untuk membenahi pembiayaan bermasalah tersebut.
Pada rencana akuisisi yang telah dipublikasikan kuartal II/2019, perusahaan bentukan Ilham Habibie dan SSG Capital Management Limited hendak mengakuisisi 77,1% saham baru yang akan diterbitkan Muamalat. Total saham baru tersebut senilai Rp2,2 triliun.
Kabar terakhir konsorsium belum berhasil mendapatkan restu otoritas untuk melanjutkan rencana akuisisi. Konsorsium terkait aksi korporasi itu itu telah menyetor Rp2 triliun ke rekening penampung sebagai bentuk keseriusan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel