Bisnis.com, JAKARTA - Bank Indonesia menyatakan akan mulai menahan laju kenaikan suku bunga acuan pada tahun ini.
Hal tersebut terindikasi dari pernyataan Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo saat menjadi pembicara di hadapan sekitar 600 investor dalam event Mandiri Investment Forum di Jakarta, Rabu (30/1/2019).
"Untuk policy rate kami sudah hampir di puncak. Artinya ketika kami menaikkan suku bunga kami sudah mempertimbangkan akan ada kenaikan suku bunga AS tersebut," katanya.
Perry menambahkan, The Fed diperkirakan menaikkan suku bunga sebanyak dua kali pada tahun 2019.
Namun menurut Perry, bank sentral tidak akan serta merta merespons dengan ikut menaikkan suku bunga acuan 7 days reverse repo rate. Bank sentral akan mempertimbangkan kondisi likuiditas di dalam negeri.
"Policy kami hampir ada di puncak. Ketika naikkan suku bunga karena ada resiliensi eksternal, pada saat yang sama kita juga harus pertimbangkan likuiditas. Kita menjaga dan pastikan bahwa likuiditas perbankan cukup untuk penyaluran kredit," tambahnya.
Seperti diketahui pada tahun lalu, Bank Indonesia cukup agresif menaikkan suku bunga acuan.
Setidaknya terhitung dalam 8 bulan sejak Mei 2018 kenaikan suku bunga acuan mencapai 175 bps atau 1,75% dari 4,25% menjadi 6%.
Penyesuaian kebijakan moneter tersebut dilakukan sebagai cara untuk menjaga stabilitas perekonomian di tengah ketidakpastian pasar keuangan dunia dan penurunan likuiditas global.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel