Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Xiang Guangda Raja Nikel Dunia, Taipan di Balik Nama Besar Tsingshan Holding Group

Profil Xiang Guangda, yang dijuluki sebagai Raja Nikel dunia yang rambah ke Indonesia
Xiang Guangda Raja Nikel Dunia, Taipan di Balik Nama Besar Tsingshan Holding Group/bloomber
Xiang Guangda Raja Nikel Dunia, Taipan di Balik Nama Besar Tsingshan Holding Group/bloomber

Bisnis.com, JAKARTA - Penambangan nikel di Indonesia banyak dipimpin oleh investasi jumbo dari China, termasuk dari Tsingshan Holding Group.

Berdasarkan catatan Bisnis, Tsingshan membawahi beberapa perusahaan tambang nikel di Indonesia, seperti PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (PT ITSS), dan beberapa anak usah di bidang yang sama, seperti PT Indonesia Guang Ching Nickel and Stainless Steel Industry (GCNS), dan PT Sulawesi Mining Investment (SMI).

Kehadirannya di Indonesia turut memberikan keuntungan pada perusahaan nikel dari Australia, Nickel Industries. Pasalnya, Tsingshan Holding Group Co., diketahui merupakan produsen nikel dan baja tahan karat terbesar di dunia dan pemegang saham terbesar Nickel Industries. 

Konglomerasi yang dimiliki miliarder Xiang Guangda itu telah membangun pabrik peleburan bagi Nickel Industries, dengan kecepatan dan biaya yang memberikan keunggulan dibandingkan pesaingnya. 

Lantas Siapa Xiang Guangda?

Xiang Guangda, dikenal sebagai Raja Nikel, adalah pendiri Tsingshan Holding Group, salah satu produsen baja tahan karat mentah terbesar di dunia.

Bukan berasal dari keluarga kaya, Xiang lahir pada 1958 dari keluarga kelas pekerja di Wenzhou, Zhejiang, China. Dia mendapatkan pekerjaan pertamanya sebagai tukang reparasi mesin di sebuah perusahaan perikanan yang dikelola negara dan di sana dia dijamin bekerja di bawah sistem ketenagakerjaan “mangkuk nasi besi” China, yang kemudian tersapu oleh reformasi ekonomi Deng Xiaoping.  

Pada akhir 1980-an, Xiang bergabung dengan jutaan orang yang berhenti dari pekerjaan mereka di pemerintahan untuk memulai bisnis, dan mendapatkan "seember emas" pertamanya dengan membuat pintu dan jendela untuk produsen mobil milik negara di China.  

Pada 1988, Xiang melepaskan pekerjaannya dari perusahaan milik negara itu untuk menjadi pengusaha penuh waktu dan mendirikan Tsingshan, yang berarti “gunung hijau”, bersama Zhang Jimin dan beberapa kerabat lainnya.

Sebuah perjalanan ke Eropa pada 1992, di mana dia melihat bahwa BMW dan Mercedes-Benz membuat jendelanya sendiri, membuatnya yakin bahwa bisnis utamanya sudah semakin dibutuhkan, sehingga dia beralih ke baja tahan karat setelah melihat peluang untuk melepaskan China dari ketergantungan pada logam impor.

Peralihannya ke baja tahan karat berarti berfokus pada bahan penting, yaitu nikel. Dengan demikian, Xiang mulai menggelontorkan uang ke negara-negara dengan cadangan nikel yang besar, terutama Indonesia.  

Xiang Guangda Raja Nikel Dunia, Taipan di Balik Nama Besar Tsingshan Holding Group

Keputusan untuk berinvestasi tepat sebelum negara tersebut mengumumkan rencana untuk melarang ekspor bijih yang mengandung nikel dikecam karena terlalu berisiko oleh beberapa pedagang.  

Dia kembali membuktikan apa yang orang lain nilai atas keputusannya adalah salah. Hubungan baiknya dengan seorang jenderal militer yang berpengaruh secara politik memperlancar jalan untuk mengamankan posisinya di industri penting abad ke-21. 

Pada pertengahan tahun 2000-an, Tsingshan hanyalah produsen baja tahan karat kecil di Wenzhou. Kini, perusahaan ini bahkan bertanggung jawab atas hampir seperempat produksi global.  

Di bawah tangan Xiang Guangda, Tsingshan telah berubah dari nol menjadi pemain terbesar hanya dalam sepuluh hingga 15 tahun. Oleh karena itu pula, Xiang dipuji sebagai “seorang visioner” dan bahkan mendapat julukan sebagai “Steve Jobs dari industri metal”.

Tsingshan juga akhirnya menjadi pemimpin global di sektor industri dengan pabrik produksi di Indonesia, India, dan Zimbabwe.

Lonjakan kekayaan Xiang akan memberinya julukan “Big Shot” di kalangan komoditas China dan menurut Forbes, kekayaannya saat ini diperkirakan sekitar US$4,6 miliar dan merupakan orang terkaya ke-682 di dunia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Mutiara Nabila
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper