Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Memanfaatkan Sampah Plastik Daur Ulang jadi Peluang Bisnis Circular Economy

Peluang bisnis bisa juga didapatkan dari memanfaatkan sampah yang didaur ulang
Ilustrasi sampah dari kemasan plastik/ Freepik
Ilustrasi sampah dari kemasan plastik/ Freepik

Bisnis.com, JAKARTA - Sampah daur ulang sudah diketahui lama bisa menjadi peluang bisnis yang menjanjikan.

Terutama untuk sampah plastik, bisa didaur ulang menjadi barang-barang yang bisa berguna dan berdaya jual lagi.

Salah satu cara untuk mengolah sampah menjadi daur ulang ini dengan menerapkan bank sampah.

Bank sampah merupakan konsep pengumpulan sampah kering rumah tangga, seperti plastik, kertas, kaleng, dan lain-lain yang menerapkan sistem konversi dari sampah menjadi uang, untuk meningkatkan partisipasi warga dalam memilah serta mendaur ulang sampah. 

Daur ulang sampah ini merupakan salah satu dari praktik pengelolaan sampah berkelanjutan yang mendatangkan manfaat ekonomi dan sosial yang mensejahterakan melalui penerapan circular economy dalam pengelolaan sampah kemasan.

Direktur Jenderal Pengelolaan Limbah, Sampah, dan Bahan Beracun Berbahaya (PSLB3), Rosa Vivien Ratnawati bisnis berkelanjutan pada prinsipnya adalah menyeimbangkan antara pertumbuhan ekonomi dengan kesejahteraan sosial, dan lingkungan hidup.

Bisnis berkelanjutan merupakan jawaban konkret menghadapi triple-crisis yang kita hadapi saat ini, yaitu perubahan iklim, biodiversity loss, dan polusi, termasuk polusi plastik.

Karena itu, pihaknya pun selalu meminta para asosiasi agar senantiasa membantu bank sampah ketika ada satu daerah yang kekurangan offtaker.

"Kita ingin mendorong ekosistem itu meskipun tidak mudah. Ketika ada daerah yang kekurangan offtaker biasanya mereka mau membantu," kata Rosa Vivien.

Dia melanjutkan mereka juga mengupayakan agar rantai pasokan selalu terjaga karena akan berdampak pada collection rate. Dan yang juga perlu dilakukan adalah dengan konsisten mengedukasi masyarakat akan pentingnya memilah sampah dari rumah. Kita perlu memastikan rantai pasokan daur ulang ini terjaga prosesnya, berjalan dari hulu ke hilir.

Sustainability Director Le Minerale, Ronald Atmadja, menyampaikan guna mewujudkan circular economy tersebut, dibutuhkan ekosistem yang baik dan kuat melalui kolaborasi pemerintah, masyarakat, produsen, sektor informal, waste collector, waste recycler, dan industri pengemasan.

Dia mengatakan bahwa pihaknya telah berkomitmen dalam Gerakan Ekonomi Sirkular Nasional (GESN) sehingga semakin gencarnya kolaborasi dan sinergi di antara pelaku industri daur ulang sampah plastik akan menjadikan proses pengumpulan dan penyalurannya lebih efektif dan efisien.

“Kita mendorong peningkatan collection rate untuk membuat collector efficient dan bersaing di industri daur ulang, menyediakan recycle point di berbagai lokasi, dan terus mengedukasi masyarakat untuk bijak mengelola plastik,” katanya.

Ronald menambahkan, pihaknya juga sudah bekerja sama dengan banyak pihak, termasuk digital aplikasi untuk meningkatkan collection rate dari pengumpulan sampah plastik daur ulang.

“Kita percaya kalau demand ada, collection rate meningkat. Jadi pilah sampah dari rumah menjadi kunci. Kita juga mencoba mengedukasi secara simpel apa yang mereka lakukan di rumah,” kata Ronald.

Sementara itu Ketua Umum Asosiasi Daur Ulang Plastik Indonesia (Adupi) Christine Halim mengungkapkan, dengan rkoneksi semua stakeholder akan menjadi kemudahan perjumpaan bank sampah recycle dan produsen akan menimbulkan kesadaran.

Christine menambahkan, pihaknya juga sudah mempersiapkan bahan-bahan yang bagus, yang sudah bisa bertemu dengan produsen-produsen.

"Kalau ini bisa berlangsung terus-menerus akan jadi circular economy. Perlu digiatkan edukasi seperti ini agar mereka mau menggunakan daur ulang plastik," ujarnya.

Sementara itu dalam Festival Lingkungan, Iklim, Kehutanan dan Energi Baru Terbarukan (LIKE) yang digelar KLHK, diteken penandatanganan Piagam Kerjasama ‘Kemitraan Pengumpul dan Daur Ulang Sampah Kemasan dalam Rangka Pemenuhan Bahan Baku Industri Daur Ulang Plastik’ antara tiga perusahaan yakni Le Minerale sebagai produsen Air Mineral Dalam Kemasan (AMDK), PT Prevented Ocean Plastic Indonesia (PT POPI) mitra koleksi sampah plastik PET dan PT Bumi Indus Padma Jaya (PT BIPJ) sebagai pabrik daur ulang Le Minerale yang memproduksi food grade recycle PET.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper