Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kisah Ferriyadi Hartadinata, Pengusaha Emas yang Sukses Manfaatkan Krisis jadi Peluang

Kisah kerja keras Ferriyadi Hartadinata di balik kesuksesan Hartadinata Abadi (HRTA).
Ferryadi Hartadinata founder Hartadinata/hartadinata
Ferryadi Hartadinata founder Hartadinata/hartadinata

Bisnis.com, JAKARTA - Sejak dulu, kehidupan dan budaya masyarakat Indonesia tak pernah lepas dari emas, baik untuk perhiasan, pernikahan, warisan, investasi, sampai menjadi acuan dari status sosial membuat perdagangan emas di Indonesia tidak pernah sepi. 

Hal ini, membuat investasi emas menjadi salah satu investasi yang abadi sepanjang masa. 

Dengan potensi yang menjanjikan itu, banyak dimanfaatkan pebisnis untuk terjun ke bisnis investasi yang satu ini.

Di Indonesia, salah satu perusahaan sekaligus supplier emas dalam bentuk perhiasan dan batangan adalah Hartadinata.

Sosok pendiri Hartadinata

Ferriyadi Hartadinata adalah sosok di balik PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA), yang telah ada selama kurang lebih 20 tahun.

Sarjana Ekonomi dari Universitas Bandung Raya pada 1999 itu, saat ini Ferriyadi menjabat sebagai Komisaris Utama Perseroan berdasarkan Hasil Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham pada 13 Maret 2017. 

Awalnya, dia adalah Marketing di Gold Jewellery sejak 1989 -  1996. Dengan pengalamannya itu, membuatnya berinisiatif mendirikan perusahaan yang bergerak dalam bidang perhiasan. 

Beliau adalah pendiri PT Hartadinata Abadi, Tbk yang memiliki pengalaman di bidang produksi dan pemasaran perhiasan emas pada tahun 2003 dan menjabat sebagai Direktur Utama dari 2004 sampai dengan November 2016.

Mengawali karirnya di dunia perhiasan emas, Ferriyadi hanya membuka toko perhiasan di jalan Cibaduyut, Bandung dengan nama Toko Emas ACC.

Toko ini menjadi saksi pertama kali Ferriyadi memproduksi perhiasan dalam skala industri rumahan. Dalam kurun waktu 1 tahun outlet itu terus berkembang hingga memiliki 7 cabang di Jawa Barat. 

Mendulang peluang di masa krisis

Saat Indonesia mengalami krisis ekonomi, banyak perusahaan perhiasan membatasi produksi. Ferriyadi justru melihatnya sebagai peluang dan mengambil sikap yang berbeda dengan para pesaingnya. Dia justru memperbesar produksi perhiasan handmade. 

Setelah lima tahun berjuang, pada 2003 semua jerih payahnya mulai membuahkan hasil.

Agar terus berkembang HRTA mulai berinovasi dengan menggunakan berbagai mesin produksi canggih yang dibeli dari Jepang, Jerman, dan Italia.  Sejak saat itu HRTA semakin berkembang pesat. 

Pada 2017, Ferriyadi membawa Hartadinata melantai di Bursa Efek Indonesia dengan kode saham (HRTA).

Saat itu saham HRTA dihargai Rp100 per lembar. Saat ini, enam tahun kemudian, harga sahamnya terus menanjak ke Rp424 per saham. 

Kesuksesan Hartadinata juga makin kentara dengan pada 28 Juni 2023 dengan Bright Metal Refiners (BMR) melakukan penandatanganan Perjanjian Kerja Sama Ekspor Perhiasan Emas dengan jumlah pemesanan minimal 4,5 ton emas.  

Nilai transaksi untuk kerja sama tersebut diperkirakan sebesar US$262,29 juta atau setara dengan Rp3,93 triliun. 

Sebelumnya, sejak Maret 2023, HRTA telah bermitra dengan Kundan Care Product Ltd. (Kundan), LP Commodities Private Limited, dan dengan Bright Metal Refiners (Bright Gold).

Perseroan mendapatkan permintaan 1 ton emas dengan kadar 22 karat dari masing-masing mitra setiap bulannya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Mutiara Nabila
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper