Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

RI - Libya Jajaki 6 Peluang Kerja Sama, Penempatan Pekerja Migran Salah Satunya

Pemerintah Indonesia dan Libya berencana menjalin kerja sama dengan berfokus pada 6 hal, salah satunya penempatn pekerja migran
Menaker Ida Fauziyah menjawab pertanyaan wartawan saat konfrensi pers terkait tunjangan hari raya (THR) di kantor Kemnaker, Jakarta, Senin (18/3/2024). ANTARA FOTO/Erlangga Bregas Prakoso
Menaker Ida Fauziyah menjawab pertanyaan wartawan saat konfrensi pers terkait tunjangan hari raya (THR) di kantor Kemnaker, Jakarta, Senin (18/3/2024). ANTARA FOTO/Erlangga Bregas Prakoso

Bisnis.com, JAKARTA -- Indonesia tengah menjajaki peluang kerja sama bidang ketenagakerjaan dengan Libya. Dalam hal ini, terdapat 6 peluang kerja sama yang dijajaki oleh Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker). 

Meliputi pengembangan K3, penempatan ‎tenaga kerja profesional dan program pelatihan dalam bentuk ‎pertukaran informasi dan kunjungan, comparative study atau benchmarking, ‎penyelenggaraan seminar dan konferensi, proyek bersama, bantuan teknis, hingga pertukaran tenaga ahli.‎

“Saya ingin inisiasi dan penjajakan kerja sama antara ‎Pemerintah Libya dan Pemerintah Indonesia di bidang ketenagakerjaan dapat ‎segera terwujud,” kata Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah dalam siaran pers, Selasa (21/5/2024). 

Berkaitan dengan penempatan pekerja migran, jelasnya, Indonesia telah memberlakukan kebijakan moratorium untuk penempatan pekerja migran Indonesia ke negara-negara di Timur Tengah sesuai dengan UU No.18/2017 tentang Pelindungan Pekerja Migran Indonesia.

Menurutnya, pemerintah mensyaratkan beberapa hal bagi negara penempatan, yaitu memiliki peraturan yang melindungi tenaga kerja asing di semua sektor; mempunyai perjanjian dengan Pemerintah Indonesia.

Kemudian, memiliki sistem jaminan sosial atau asuransi yang melindungi tenaga kerja asing; serta memiliki integrasi sistem antara Pemerintah Indonesia dengan negara penempatan. 

“Pemerintah Indonesia memiliki kebijakan yang menekankan penempatan pekerja migran Indonesia yang mempunyai keterampilan sesuai dengan bidangnya dan tersertifikasi untuk pekerjaan di sektor formal,” ujarnya.

Sementara itu, kerja sama yang akan dikembangkan dengan Libya dalam bentuk pelatihan adalah pelatihan dari bidang kejuruan yang banyak diminati dan sangat potensial seperti kejuruan otomotif, informatika, dan telekomunikasi, garmen, las, dan Listrik. 

Adapun, melalui pertemuan dengan Dubes Zakarya Muhammad Mustafa El-Moghrabi, Ida berpendapat hal ini dapat menjadi momentum baru untuk mengembangkan kerja sama bidang ketenagakerjaan yang saling menguntungkan. 

“Semoga kerja sama antara Pemerintah Indonesia dan Libya dapat semakin erat dan memberikan keuntungan ‎bagi kedua negara,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Rahmad Fauzan
Editor : Leo Dwi Jatmiko
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper