Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Gubernur BI Ramal Suku Bunga AS Turun Desember 2024

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memprediksi the Fed, akan menurunkan suku bunga sebanyak satu kali pada akhir tahun ini.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo dalam Konferensi Pers Hasil RDG pada Rabu (17/1/2024)./ Dok tangkapan Youtube Bank Indonesia
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo dalam Konferensi Pers Hasil RDG pada Rabu (17/1/2024)./ Dok tangkapan Youtube Bank Indonesia

Bisnis.com, JAKARTA – Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memperkirakan bank sentral Amerika Serikat (AS), the Fed, akan menurunkan suku bunga sebanyak satu kali pada akhir tahun ini.

“Jika potential risk tidak terjadi, kemungkinan-kemungkinan FFR [Fed Funds Rate] turun sekali pada Desember,” katanya dalam acara Taklimat Media Perkembangan Ekonomi Terkini, Rabu (8/5/2024).

Perry menyampaikan, perkiraan tersebut seiring dengan pernyataan pejabat Fed yang belakangan less hawkish, meski memang belum terlihat dovish.

Hal ini mempertimbangkan tingkat inflasi di AS yang masih di atas target  dan kondisi atau aktivitas perekonomian yang masih kuat.

Lebih lanjut, Perry menyampaikan bahwa perkiraan FFR tersebut juga telah memicu penurunan tingkat imbal hasil US Treasury, baik yang bertenor 2 tahun maupun 10 tahun.

Sejalan dengan itu, indeks dolar AS telah menurun menjadi 105,5 per 7 Mei 2024, yang sebelumnya mencapai 106,3, bahkan diperkirakan akan menguat ke level 107.

Perkembangan tersebut kata Perry akan mendukung stabilitas perekonomian di dalam negeri. Perekonomian global juga diperkirakan lebih baik dari perkiraan sebelumnya.

BI mencatat, inflow atau aliran masuk modal asing di pasar keuangan domestik telah mencapai Rp22,84 triliun pada pekan pertama dan kedua Mei 2024.

Di pasar SBN, inflow tercatat mencapai Rp8,1 triliun, terdiri atas inflow Rp5,74 triliun pada pekan pertama Mei 2024 dan Rp2,36 triliun pada pekan kedua Mei 2024.

Perry mengatakan, terjadi juga aliran masuk modal asing di SRBI sebesar Rp19,77 triliun, terdiri atas Rp16,19 triliun pada pekan pertama Mei dan Rp3,58 triliun pada pekan kedua Mei.

Sementara itu, Perry mengatakan masih terjadi aliran modal keluar atau outflow dari pasar saham sebesar Rp5,03 triliun. Dia meyakini, aliran modal asing akan kembali masuk ke pasar saham ke depan seiring dengan prospek perekonomian Indonesia yang positif.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Maria Elena
Editor : Leo Dwi Jatmiko
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper