Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pejabat The Fed Sebut Dampak Suku Bunga Tinggi Belum Terlihat

Presiden The Fed Richmond Thomas Barkin memperkirakan suku bunga tinggi dapat menurunkan inflasi ke target, namun dampak penuhnya masih belum terlihat.
Logo Federal Reserve Marriner S. Eccles di Washington, D.C., AS, Selasa (23/8/2022). Bloomberg/Graeme Sloan
Logo Federal Reserve Marriner S. Eccles di Washington, D.C., AS, Selasa (23/8/2022). Bloomberg/Graeme Sloan

Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Federal Reserve (The Fed) Richmond Thomas Barkin menuturkan bahwa ia memperkirakan suku bunga yang tinggi akan memperlambat perekonomian dan menurunkan inflasi ke target bank sentral. Namun dampak penuh dari kebijakan tersebut belum terlihat.

Hal tersebut diungkapkan Barkin pada Senin (6/5/2024) dan mengatakan bahwa kekuatan pasar tenaga kerja menawarkan waktu bagi bank sentral untuk memperoleh keyakinan bahwa inflasi bergerak lebih rendah secara berkelanjutan, sebelum memangkas suku bunga. 

Lanjutnya, ia juga menambahkan bahwa ada risiko inflasi perumahan dan jasa yang berkelanjutan. Hal ini membuat kenaikan harga tetap tinggi, seperti yang terlihat pada tahun ini. 

“Saya optimis bahwa tingkat suku bunga yang ketat saat ini dapat mengurangi permintaan untuk mengembalikan inflasi ke target kami,” Jelas Barkin, seperti dikutip dari Bloomberg, Selasa (7/5/2024). 

Sebagaimana diketahui, pada pekan lalu para gubernur bank sentral AS mempertahankan suku bunga pada level tertinggi dalam lebih dari dua dekade sejak Juli 2023. 

Presiden The Fed, Jerome Powell menuturkan bahwa data inflasi baru-baru ini belum memberikan keyakinan lebih besar kepada komite bahwa kenaikan harga melambat menjadi 2%.

Kemudian, Barkin juga mengatakan bahwa penjual masih berusaha untuk meningkatkan harga dan akan melakukannya hingga pelanggan menolak dengan kuat. 

“Risikonya adalah ketika kita mendapat lebih sedikit bantuan dari sektor barang, inflasi perumahan dan jasa yang terus berlanjut akan membuat indeks keseluruhan lebih tinggi dari target kita,” Jelasnya, dan mengatakan bahwa hal inilah yang telah mereka lihat pada sepanjang tahun ini. 

Indeks inflasi pilihan bank sentral Paman Sam naik 2,7% pada Maret 2024 jika dibandingkan tahun sebelumnya, dan naik 2,5% pada Februari 2024. Barkin menilai bahwa inflasi awal tahun 2024 mengecewakan. 

Ia juga mengatakan bahwa pihaknya lebih khawatir mengenai risiko inflasi yang terlalu tinggi dalam jangka waktu yang lama, dibandingkan dengan melemahnya perekonomian secara berlebihan. 

“Saya masih memiliki beban terhadap inflasi dan saya pikir Anda mampu melakukan hal itu ketika pasar tenaga kerja tampak kuat seperti saat ini,” jelasnya. 

Namun, ia juga meyakini bahwa tingkat suku bunga pada saat ini cukup tinggi untuk membawa inflasi kembali ke tujuan The Fed.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper