Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Banyak Pabrik Tutup dan PHK Massal, Jokowi: Ekonomi Makro Kita Baik

Presiden Jokowi menyebut perkembangan ekonomi makro RI sangat baik meski ada PHK massal dan pabrik sepatu Bata tutup beberapa waktu ini.
Ilustrasi. Pekerja pabrik pulang seusai bekerja di salah satu pabrik di Jakarta, Sabtu (11/4/2020). Bisnis/Abdurachman
Ilustrasi. Pekerja pabrik pulang seusai bekerja di salah satu pabrik di Jakarta, Sabtu (11/4/2020). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyoroti mengenai banyak pabrik tutup di sejumlah subsektor industri masih marak terjadi pada awal tahun ini.

Menurutnya, fenomena pemutusan hubungan kerja (PHK) massal tenaga kerja industri pun memang tak bisa dihindari. Mengingat pergerakan usaha memang berjalan secara dinamis.

Hal ini disampaikannya usai meresmikan Indonesia Digital Test House (IDTH) bersama dengan Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi di Balai Besar Pengujian Perangkat Telekomunikasi, Depok, Jawa Barat, Selasa (7/5/2024). 

“Ya, ini kalo masalah ada pabrik yang tutup, sebuah usaha itu naik turun karena berbagai kondisi, karena mungkin efisiensi, karena kalah bersaing dengan barang-barang baru,” ujarnya kepada wartawan.

Meski begitu, Kepala Negara mengatakan bahwa di tengah keadaan tersebut. Setiap pihak pun perlu untuk melihat bahwa kondisi ekonomi Indonesia memang masih dalam keadaan baik yang diperlihatkan melalui pertumbuhan ekonomi yang menginjak angka 5,11% pada kuartal I/2024.

“Banyak hal [menjadi pemicu pabrik tutup] tetapi yang jelas secara makro perkembangan ekonomi kita sangat baik di 5,11%,” pungkas Jokowi. 

Untuk diketahui, sejumlah industri yang masih didera tekanan kinerja hingga terpaksa melakukan penutupan sejumlah pabrik seperti industri alas kaki atau sepatu, industri tekstil dan produk tekstil (TPT), hingga industri ban. 

Kinerja ketiga subsektor industri tersebut masih terseok-seok setelah lepas dari pandemi. Permintaan global yang melemah, daya saing produk lokal yang kalah dengan barang impor, hingga pergeseran tren konsumen menjadi biang kerok.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), laju pertumbuhan industri kulit, barang dari kulit, dan alas kaki terhadap produk domestik bruto (PDB) masih terkontraksi -0,34% (year-on-year/yoy) pada 2023. Padahal, pada 2022 laju pertumbuhannya mencapai 9,36% yoy.

Di sisi lain, industri tekstil dan pakaian jadi terkontraksi -1,98% yoy pada 2023 atau melemah dari tahun sebelumnya yang tumbuh 9,34% yoy terhadap PDB.

Sementra itu, industri ban yang merupakan turunan dari industri karet, barang dari karet, dan plastik laju pertumbuhannya masih terkontraksi -3,63% yoy terhadap PDB pada 2023 melanjutkan tren pelemahan dari 2022 yang melemah -4,1% yoy. 

Adapun, sejumlah pabrik yang tutup seperti Pabrik ban PT Hung-A di Cikarang pada Februari 2024. Lalu, ada PT Cahaya Timur Garmindo (CTG) yang resmi diputus pailit oleh Pengadilan Negeri Semarang. Perusahaan yang pabriknya berlokasi di Jawa Tengah itu diketahui terlilit utang sebesar Rp233 juta. 

Terakhir, PT Sepatu Bata Tbk (BATA) resmi tutup pabrik sepatunya yang berlokasi di Purwakarta per 30 April 2024 lalu. Tutupnya pabrik sepatu BATA dikarenakan kerugian yang dialami selama 4 tahun terakhir.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Akbar Evandio
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper