Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Di Balik Logistik Hijau yang Belum Optimal di Indonesia

Dukungan pemerintah dalam pengembangan logistik hijau dinilai pelaku industri masih minim.
Ketua Umum Asosiasi Logistik & Forwarder Indonesia Akbar Djohan memberikan paparan didampingi saat diskusi sesi pertama Bisnis Indonesia Shipping & Logistics Forum 2024 di Jakarta, Selasa (30/4/2024). Bisnis/Abdurachman
Ketua Umum Asosiasi Logistik & Forwarder Indonesia Akbar Djohan memberikan paparan didampingi saat diskusi sesi pertama Bisnis Indonesia Shipping & Logistics Forum 2024 di Jakarta, Selasa (30/4/2024). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA – Penerapan logistik ramah lingkungan atau green logistics di Indonesia masih memerlukan dukungan signifikan dari pemerintah agar dapat berkembang dengan optimal.

Ketua Umum Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Akbar Djohan menuturkan sebenarnya penggunaan teknologi ramah lingkungan untuk kegiatan logistik sudah dilakukan oleh sejumlah perusahaan.

Akbar bahkan menyebut upaya penerapan logistik hijau ini telah dilakukan selama sekitar 40 tahun terakhir. Upaya tersebut dilakukan baik oleh pihak swasta atau BUMN melalui beberapa program atau inisiasi.

Namun, dia menyebut dukungan pemerintah untuk mengembangkan logistik hijau ini masih cenderung minim.

“Sebenarnya BUMN ataupun swasta sudah melakukan sejumlah inisiasi (green logistics), tetapi memang rasanya saya lihat masih perlu peranan pemerintah untuk memberikan insentif,” kata Akbar dalam acara Bisnis Indonesia Shipping and Logistics Forum 2024 di Jakarta pada Selasa (30/4/2024).

Akbar mencontohkan dukungan pemerintah negara-negara di kawasan Eropa terkait pengembangan teknologi ramah lingkungan seperti kendaraan listrik. Dia mengatakan, insentif pemerintah tidak hanya diberlakukan melalui keringanan pajak, melainkan juga pada harga jual kendaraan listrik kepada masyarakat.

Dia menuturkan, insentif diskon harga jual kendaraan listrik yang diberikan bahkan dapat mencapai kisaran20%-30%. 

Akbar melanjutkan, beberapa perusahaan logistik dan forwarder yang tergabung di ALFI juga telah menerapkan logistik hijau. Salah satu bentuk penerapannya adalah melalui Green Warehouse dengan menggunakan panel surya sebagai sumber tenaga tambahan pada gudang-gudang.

“Tetapi sayangnya insentif pemerintah ini memang belum turun ke pengusahanya. Kebijakan-kebijakan semacam yang ada di negara lain harusnya dapat ditiru di Indonesia untuk green logistics,” kata Akbar.

Akbar melanjutkan, untuk menciptakan ekosistem logistik hijau yang optimal membutuhkan peran seluruh pemangku kepentingan terkait. Pertama, pihak perusahaan harus menyadari pentingnya penerapan logistik hijau.

Kesadaran tersebut juga harus ditanamkan kepada pengguna jasa logistik dan juga masyarakat secara luas. Setelahnya, pemerintah dapat turut mendukung kelanjutan dan pengembangan logistik hijau ini, baik melalui insentif maupun regulasi-regulasi yang optimal.

“Dari situ saya kira akan tercipta ekosistem green logistics yang optimal, mulai dari transportasi hingga ke pergudangannya,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper