Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Top 5 News Bisnisindonesia.id: Raja Geotermal, Kapal EBT, Hingga Prospek Kripto

Ulasan tentang Pertamina NRE yang menargetkan dapat menjadi raja geotermal di Tanah Air, menjadi salah satu pilihan Bisnisindonesia.id, Rabu (1/5/2024).
Top 5 News. Sumber: Canva
Top 5 News. Sumber: Canva

Bisnis.com, JAKARTA — PT Pertamina New Renewable Energy (NRE) menargetkan dapat menjadi raja geotermal di Tanah Air, sejalan dengan upaya perseroan menggenjot pengembangan energi baru terbarukan tersebut.

Pada 2030 nanti, subholding PT Pertamina (Persero) yang fokus menggarap bisnis energi bersih perusahaan migas pelat merah itu menargetkan kapasitas terpasang listrik panas bumi dapat mencapai 1.707 megawatt (MW) dari kondisi saat ini sebesar 672 MW.

Ulasan tentang pengembangan panas bumi atau geotermal yang menjadi salah satu dari tiga pilar penting transisi energi Pertamina NRE, menjadi salah satu pilihan Bisnisindonesia.id, selain beragam kabar ekonomi dan bisnis yang dikemas secara mendalam dan analitik tersaji dari meja redaksi Bisnisindonesia.id.

Berikut intisari dari top 5 News Bisnisindonesia.id yang menjadi pilihan editor, Rabu (1/5/2024):

 

Mengungkit Lagi Ekspor Alat Medis ke Turki

Industri alat kesehatan terus berupaya untuk menembus pasar ekspor seiring dengan produk-produknya yang semakin berkualitas dan berdaya saing global.

Ini terlihat dari keikutsertaan sembilan perusahaan alat kesehatan Indonesia pada ajang bergengsi Expomed Euroasia 2024 yang telah digelar di Istanbul, Turki, 25-27 April 2024.

Kepesertaan Indonesia pada Expomed Euroasia 2024 ini merupakan wajud kerja sama Kementerian Perindustrian dengan KBRI Ankara dalam menghadirkan Paviliun Indonesia.

Kesembilan perusahaan alat kesehatan dalam negeri yang menjadi peserta setelah melalui proses kurasi, yakni PT Sugih Instrumendo Abadi, PT Marthys Orthopaedic Indonesia, dan PT Rejeki Putra Putri Eliman.

Selanjutnya, PT Cahaya Hasil Cemerlang Multi Manufaktur, PT Haloni Jane Tbk, PT Oneject Indonesia, PT Prodia Diagnostic Line, PT Graha Teknomedika, dan PT Kusuma Sukses Makmur.

Selain itu juga turut berpartisipasi Asosiasi Produsen Alat Kesehatan Indonesia (ASPAKI) serta Gabungan Pengusaha Alat Kesehatan dan Laboratorium (Gakeslab).

 

Target Pertamina NRE Merajai Geotermal Indonesia

Untuk pengembangan geotermal Pertamina NRE menargetkan secara bertahap kapasitas terpasang akan terus meningkat dari 672 MW pada 2023 menjadi 792 MW pada 2024, hingga akhirnya mencapai 1.707 MW pada 2030 mendatang.

Adapun, dengan potensi panas bumi yang mencapai 23.060,4 MW sementara tingkat utilisasi baru mencapai 2.372,13 MW (10,3%), prospek pengembangan sumber energi tersebut cukup besar dalam menunjang transisi dan ketahanan energi.

John Anis, Direktur Utama Pertamina New & Renewable Energy, mengatakan bahwa pengembangan panas bumi atau geotermal menjadi salah satu dari tiga pilar penting transisi energi perusahaan.

Menurut John, dengan kapasitas geotermal yang luar biasa besar di Indonesia sementara yang terpakai baru sekitar 10%, menjadi peluang bagi perseroan untuk terus meningkatkan penggunaan energi bersih tersebut.

 

Kapal Baru Pakai Energi Terbarukan Makin Mendesak

Penggunaan kapal dengan energi terbarukan dianggap semakin penting. Hal tersebut dalam rangka merealisasikan target emisi nol persen atau net zero emission (NZE).

Dirjen Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Antoni Arif mengatakan bahwa pengurangan emisi karbon pada sektor maritim Indonesia perlu dilakukan sesegera mungkin. 

Hal tersebut seiring dengan upaya Organisasi Maritim Internasional atau International Maritime Organization (IMO) untuk merealisasikan emisi nol persen pada 2050.

Oleh karena itu, upaya pengurangan emisi karbon di sektor maritim Indonesia sudah harus dipikirkan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan menurut Arif adalah pengembangan kapal yang menggunakan energi terbarukan.

Berdasarkan catatannya, rata-rata usia kapal yang berlayar di Indonesia saat ini berusia di atas 15 tahun, sehingga usia operasional kapal tersebut hanya menyiapkan sekitar 10 tahun lagi.

 

Panas Dingin Ekonomi Asia Pasifik

Proyeksi terbaru Dana Moneter Internasional (IMF) untuk Asia Pasifik lebih percaya diri dengan mengecilkan prospek inflasi. Namun, ancaman gejolak nilai tukar akibat inflasi di Amerika Serikat tidak bisa dihindari. 

Dalam laporan Regional Economic Outlook Asia and Pacific terbaru yang dirilis Selasa (30/4/2024), proyeksi ekonomi Asia Pasifik pada April 2024 mengalami kenaikan 0,3% dibandingkan proyeksi Oktober 2023.  

Permintaan yang mulai meningkat di kawasan ini beruntungnya diimbangi dengan inflasi yang terus melemah. Harga komoditas yang terus turun dan meredanya gangguan rantai pasok setelah pandemi juga ikut berkontribusi terhadap prospek yang lebih cerah di kawasan ini. 

“Pertumbuhan ekonomi Asia Pasifik lebih baik dari yang diproyeksikan sebelumnya, tetapi akan melambat dari 5% pada 2023 menjadi 4,5 persen pada 2024,” jelas Direktur Departemen Asia dan Pasifik IMF Krishna Srinivasan dalam Press Briefing, Selasa (30/4/2024).

Sementara itu, negara seperti India berhasil menjadi negara dengan pertumbuhan tercepat seiring dengan investasi publik yang gencar oleh Pemerintah Narendra Modi. 

 

Kripto Masih Tertekan, Investasi Jangka Panjang Masih Menarik

Sejumlah tekanan terhadap investasi aset kripto membuat modal keluar cukup deras dari aset tersebut dalam beberapa pekan terakhir. Namun, secara prospek, aset kripto dalam jangka panjang masih menarik diperhatikan.

Minat terhadap aset digital terus berkurang, dengan produk investasi kripto mengalami arus keluar selama tiga minggu berturut-turut.

Mengutip Bloomberg, Selasa (30/4/2024), investor menarik US$435 juta dari produk digital dalam pekan yang berakhir 26 April, menurut laporan Senin dari CoinShares Ltd. Grayscale Bitcoin Trust menyumbang sebagian besar dari itu dengan arus keluar $440 juta, meskipun itu adalah level terendah untuk dana kripto terbesar dalam sembilan tahun.

Arus keluar terbesar terjadi di AS, yaitu sebesar US$388 juta selama seminggu. Secara keseluruhan, pada tahun ini, investasi di aset digital masih mencatatkan arus masuk mencapai rekor positif sebesar $13,6 miliar. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Nurbaiti
Editor : Nurbaiti
Sumber : Bisnisindonesia.id
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper