Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bos AirAsia Ungkap Strategi Ekspansi di Indonesia, Tak Hanya Sektor Penerbangan

Induk usaha AirAsia Indonesia, Capital A, berupaya mengembangkan lini-lini usaha lainnya di Indonesia guna mendukung pertumbuhan maskapai dalam jangka panjang.
Tony Fernandes/Reuters-Vivek Prakash
Tony Fernandes/Reuters-Vivek Prakash

Bisnis.com, JAKARTA - Induk usaha AirAsia Indonesia, Capital A, berupaya untuk terus mengembangkan lini-lini usaha lainnya di Indonesia guna mendukung pertumbuhan maskapai dalam jangka panjang.

Capital A merupakan induk perusahaan yang membawahi Malaysia AirAsia dan AirAsia Aviation Group yang beroperasi di Indonesia, Filipina, dan Thailand.

CEO Capital A Tony Fenandes menuturkan, selain maskapai AirAsia Indonesia, pihaknya juga mengoperasikan beberapa sektor usaha pendukung. Capital A juga telah mempersiapkan sejumlah rencana strategis untuk masing-masing lini usaha tersebut.

Fernandes mengatakan, lini usaha Move Digital saat ini tengah difokuskan untuk menjadi layanan sejenis online travel agent (OTA) di Indonesia. Ke depannya, Move Digital ditargetkan dapat menjadi kompetitor bagi pelaku OTA lain di Indonesia.

"Move Digital saat ini kami fokuskan untuk menjadi OTA di Indonesia untuk menghadirkan kompetisi bagi operator lain seperti Tiket.com dan Traveloka," kata Fernandes dalam media briefing virtual, Rabu (24/4/2024).

Sementara itu, Fernandes juga mengatakan, pihaknya berupaya untuk memperkuat lini bisnis kargo dan logistik AirAsia Group, Teleport, di Indonesia. Dia menuturkan, saat ini Teleport telah menjadi salah satu mitra dari Grup GoTo.

Lebih lanjut, kata Fernandes, lini usaha lain seperti Asia Digital Engineering (ADE) untuk fasilitas maintenance, repair & overhaul (MRO), serta layanan inflight meals, Santan, juga tengah berupaya untuk memperluas pangsa pasalnya di Indonesia. 

"Keempat lini bisnis ini akan secara agresif berinvestasi di pasar Indonesia untuk mendukung pertumbuhan grup maskapai," ujar Fernandes.

Adapun, Fernandes juga tidak menutup kemungkinan untuk membeli pesawat selain buatan Boeing atau Airbus untuk AirAsia seiring dengan kebutuhan perusahaan untuk berekspansi.

Dia mengatakan, saat ini terdapat masalah rantai pasok yang menyebabkan tersendatnya produksi pesawat. Untuk terus berekspansi dan berkembang, AirAsia membutuhkan armada pesawat dalam jumlah yang cukup besar. 

Saat ini, AirAsia mengoperasikan sekitar 400 armada pesawat yang tersebar di seluruh wilayah operasi, di antaranya Malaysia, Filipina, dan juga Indonesia. Oleh karena itu, pihaknya tidak menutup kemungkinan untuk membeli pesawat selain buatan dua pabrikan terbesar di dunia, yakni Boeing dan Airbus.

Fernandes menuturkan, salah satu pabrikan yang dipertimbangkan oleh pihaknya adalah COMAC yang berasal dari China. Namun, dirinya tidak memerinci secara detail apakah sudah ada kesepakatan antara kedua pihak terkait rencana pembelian pesawat.

"Saya tidak akan pernah bilang tidak [kemungkinan pembelian pesawat dari COMAC], tetapi untuk terus berkembang kami akan membutuhkan armada yang besar. Jadi, kami kemungkinan harus melihat di luar Airbus untuk membeli pesawat-pesawat tersebut," kata Fernandes.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper