Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sejarah Hari Ini, Simak Transformasi Angkutan Umum Saat Hari Angkutan Nasional

Oplet merupakan salah satu angkutan umum Jakarta yang siap melayani masyarakat hingga ke sudut Kota Jakarta.
Teman Bus atau layanan angkutan massal perkotaan berbasis jalan dengan skema pembelian layanan (Buy The Service/BTS)./ Dok. Kemenhub
Teman Bus atau layanan angkutan massal perkotaan berbasis jalan dengan skema pembelian layanan (Buy The Service/BTS)./ Dok. Kemenhub

Bisnis.com, JAKARTA - Tanggal 24 April diperingati sebagai Hari Angkutan Nasional. Penetapan Hari Angkutan Nasional dilakukan untuk memberikan kenangan dan bukti bahwa angkutan umum di Indonesia, mengalami peningkatan yang signifikan.

Jika dikaitkan, Hari Angkutan Nasional dan transformasi angkutan umum di Jakarta maka keduanya memiliki kemajuan, peran, dan sejarah yang penting. Lantas bagaimana dengan transformasi angkutan umum di Jakarta? Apakah ada perubahan?  

Dilansir dari smartcity.jakarta.go.id, pemerintah bersama koperasi pengangkutan umum terus mengembangkan moda transportasi umum yang layak untuk digunakan. Tujuannya, agar masyarakat Jakarta, lebih memilih menggunakan angkutan umum daripada kendaraan pribadi.

Simak transformasi angkutan umum di Jakarta:

1. Metromini dan Kopaja diganti menjadi Transjakarta

Pada tahun 1962, pemerintah memesan bus Robur dari Jerman Timur sebagai angkutan yang membantu jalannya Asian Games, dan Games of the New Emerging Forces(GANEFO) 1963.  Kedua angkutan ini banyak beredar di Jakarta karena pada tahun tersebut, Indonesia tepatnya di Jakarta menjadi tuan rumah dari ajang perlombaan bergengsi se Asia.

Tahun 1976, bus tersebut diambil alih oleh PT Metromini, dan dikelola bersama Kopaja. Dua angkutan ini sangat legendaris bagi masyarakat Jakarta, dan menjadi penguasa jalanan pada tahun 90-an. 

Sayangnya, pengelolaan yang diberikan oleh PT Metromini dan Kopaja tidak dilakukan dengan baik. Lebih dari 1000 armada ditemukan rusak dan tidak layak pakai untuk mengangkut para penumpang. Hal ini yang membuat hilangnya Metromini dan Kopaja di lingkungan Jakarta.

Namun, pemerintah dengan cepat dan tanggap mengganti angkutan Jakarta dengan meluncurkan Transjakarta. Transjakarta merupakan salah satu angkutan berbasis Bus Rapid Transit, dengan model dan jalur terpanjang di dunia.

Transjakarta membawa perubahan besar bagi masyarakat. Cakupan wilayah yang lebih luas, tarif murah sebesar  Rp3.500, fasilitas AC, dan tentunya tempat duduk yang nyaman.

Tepat pada tahun 2022, Gubernur Jakarta Anies Baswedan meluncurkan Transjakarta berbasis bus listrik ramah lingkungan. Sampai saat ini, jumlah bus Transjakarta yang resmi beredar di Jakarta berjumlah sekitar 1.347. 

2. Trem diganti menjadi KRL, MRT, dan LRT

Trem merupakan angkutan umum berupa kereta, yang memiliki jalur khusus dalam Kota Jakarta. Penggunaan Trem ini digunakan pada masa Jakarta bernama Batavia. Angkutan ini dikelola langsung oleh Bataviasche Tramweg Maatschappij (BTM) pada abad ke-18. 

Trem banyak digunakan oleh masyarakat untuk berpergian ke suatu tempat. Awal mulanya, pengoperasian Trem menggunakan tenaga kuda. Mulai tahun 1882, Trem menggunakan tenaga uap untuk memberikan waktu dan tenaga yang efisien bagi masyarakat. Jalur yang pertama kali ditempuh oleh Trem adalah Kota Intan atau yang sekarang dikenal sebagai Kali Besar hingga Kampung Melayu.

Hadirnya Trem menjadi cikal bakal dari angkutan lain seperti KRL, MRT, dan LRT. Jenis kereta ini dianggap lebih cepat dan memberikan kenyamanan bagi masyarakat. Pengoperasian dari ketiga jenis angkutan umum ini, menggunakan tenaga listrik. 

Perbedaannya dapat dilihat dari cakupan wilayah dan jalur yang ditempuh. Hadirnya 3 jenis angkutan ini, membawa dampak yang besar bagi masyarakat Jakarta dan sekitarnya. 

3. Penggunaan Oplet menjadi Mikrotrans

Oplet merupakan salah satu angkutan umum Jakarta yang siap melayani masyarakat hingga ke sudut Kota Jakarta. Angkutan ini mulai beredar sejak tahun 1950-an. Akses yang mudah dan tarif yang murah, membuat masyarakat betah menggunakan angkutan umum ini. 

Namun, seiring dengan perkembangan zaman, Oplet sudah jarang digunakan oleh masyarakat. Hadirnya transportasi online dan harga yang terjangkau, membuat masyarakat beralih dari angkutan tersebut. Penggunaan Oplet masih ditemukan di beberapa wilayah tertentu di Jakarta seperti Pasar Minggu, Tanah Abang, dan sekitarnya.

Kini, oplet diganti dengan angkutan yang bernama mikrotrans. Dari bentuk dan ukuran, sekilas mirip dengan oplet. Perbedaanya adalah cara membayar dan fasilitas yang diberikan. Jika Anda menggunakan Mikrotrans, jangan lupa membawa kartu e-money, flazz, atau uang elektronik lainnya untuk tap in dan tap out. Angkutan ini bersifat gratis, dilengkapi dengan cctv dan AC yang membuat para pengguna merasa aman serta nyaman. 

Sampai saat ini pemerataan dari Mikrotrans masih terus dilakukan, untuk menjangkau wilayah-wilayah strategis dan ramai di Jakarta. (Maharani Dwi Puspita Sari)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Redaksi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper